NEGARA, BALIPOST.com – Sejak dibuka tahun 2014 lalu, Peken Ijogading yang mengusung konsep Tradisional Modern dinilai belum memuaskan. Selain masih banyak kios yang tutup, kunjungan juga masih minim. Hal ini menjadi sorotan kalangan Legislatif Jembrana.
Dinas terkait diminta untuk lebih gencar mempromosikan dan menjadikan pasar berlantai tiga itu tidak sia-sia dibangun. Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jembrana, I Ketut Catur, Kamis (6/4) mengatakan sejatinya kondisi pasar bertingkat itu sudah tertata dan bersih. Saking bersihnya, jarang ada kios yang buka setiap hari, terutama di lantai dua.
Yang masih bertahan hanya di los-los lantai dasar yang menjual Canang dan kelengkapan upakara. Sedangkan los di lantai dua kosong tidak ada satupun penjual.
Atas kondisi itu, pihaknya menyarankan kepada Dinas terkait untuk memberikan kepada pedagang buah berjualan di los lantai dua yang kosong. “Di lantai dua masih kosong, banyak pedagang buah di badan jalan, kenapa tidak diarahkan kesana,” terang anggota Komisi B ini.Buah-buah produk lokal untuk sarana banten juga bisa dipasarkan dan diakomodir di peken Ijogading itu. Sehingga ada ciri khas, ketika pembeli hendak datang ke peken ini tahu apa yang dicari. Begitu juga kios daging dan ikan yang berada di sisi luar bangunan kini tidak digunakan. Padahal bangunan tersebut sudah diperbaiki lengkap penunjang kenyamanan pedagang dan pembeli.
Peken Ijogading ini berada di dekat Pasar Umum Negara dan sejumlah swalayan. Salah satu fungsinya untuk memberikan tempat yang representatif dan bersaing bagi para pedagang pasar tradisional. Selain terdapat puluhan kios-kios, di lantai tiga (paling atas) disediakan sarana hiburan.
Berbeda dengan Pasar Tradisional lainnya yang dikelola Perusda maupun Desa, Peken Ijogading ini dikelola Dinas terkait. Para pedagang tidak dipungut biaya untuk menempati kios maupun los. (Surya Dharma/balipost)