SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk merubah desain patung Ida Dewa Agung Istri Kanya, Pemkab Klungkung memastikan tidak lagi menggunakan maket patung lama. Persetujuan ini pun dipastikan tidak akan menyimpang dari penggunaan anggaran mengingat tidak ada perubahan terkait volume pengerjaan.
Bupati Klungkung Nyoman Suwirta menyampaikan, petunjuk BPKP yang sudah turun pada prinsipnya mengijinkan adanya perubahan desain setelah lelang dilakukan atau sudah ada pemenangnya. “BPKP secara prinsip tidak ada masalah (mengijinkan) tapi perubahan desain itu tidak boleh mengurangi volume pekerjaan,” kata Bupati asal Nusa Ceningan tersebut.
Atas persetujuan itu, ia sudah menindaklanjuti meminta persetujuan secara tertulis dan koordinasi dengan pihak Puri Agung Klungkung. Bupati Suwirta menambahkan, saat ini desain yang disediakan oleh pihak Puri Agung Klungkung sedang disempurnakan.
Tapi untuk pembangunan pondasi tetap akan segera dilaksanakan terlebih sudah ada pemenang lelangnya. “Agar pengerjaan patungnya tidak terlambat, untuk pondasi segera akan dilaksanakan,” tegasnya.Desain yang disiapkan oleh pihak Puri Agung Klungkung berbeda jauh dengan desain sebelumnya. Perbedaan mencolok pada posisi patung dan gerak tangan.
Desain sebelumnya posisi patung Ida Dewa Agung Istri Kanya, kaki melangkah ke depan dan tangan memegang sebilah keris sebagai simbol seorang ksatria sekaligus keris sebagai salah satu identitas pemimpin (raja).
Sedangkan desain yang baru disiapkan Puri Agung Klungkung, posisi patung berdiri tegak, tangan hanya menunjukkan arah (tanpa membawa keris). Masalah desain wajah Raja Klungkung yang juga dikenal sebagai seorang rakawi (pujangga) juga sempat menjadi perdebatan.
Hal ini dikarenakan minimnya dokumentasi tentang Ida Dewa Agung Istri Kanya. Bahkan pihak Puri Agung Klungkung pun tidak punya koleksi dokumentasi sehingga tidak tahu persis wajah Raja Klungkung yang terkenal saat Perang Kusamba pada 1849 silam yang ditandai tewasnya jenderal Belanda, Jenderal AV Michiels. (Dewa Farendra/balipost)