kursus
Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, didampingi Ketua PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya dan Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., melakukan pemukulan gong dalam rangka pembukaan pendidikan Brahma Widya Kursus Teologi Hindu di Gedung PHDI Bali, Minggu (9/4) malam lalu. (BP/win)
DENPASAR, BALIPOST.com – Guna meningkatkan pengetahuan para Pinandita (pemangku) di Bali untuk meningkatkan sradha bhakti umat Hindu, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali bekerjasama dengan Pinadita Sanggraha Nusantara (PSN) Korwil Bali menyelenggarakan pendidikan Brahma Widya kursus Teologi Hindu.

Pendidikan Brahma Widya kursus Teologi Hindu yang akan dimulai pada 29 April hingga 12 November 2017 mendatang ini dibuka secara resmi oleh wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta dan dihadiri Ketua PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., Ketua PSN Korwil Bali, Mangku Nyoman Parbasana dan perwakilan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI di gedung PHDI Bali, Minggu (9/4).

Baca juga:  Dari Lewati Sejumlah Pura, Patok Tol Digeser hingga Prosesi “Malelet” Raja Denpasar IX

Ketua PSN Korwil Bali, Mangku Nyoman Parbasana, mengatakan di era globalisasi sekarang ini, pengetahuan ilmu Ketuhanan (Teologi) Pinandita tentang tattwa-tattwa Hindu sangat penting untuk dikuasai oleh seorang Pinandita. Apalagi, peran Pinandita sangat dibutuhkan untuk memberi pencerahan kepada umat Hindu guna meningkatkan sradha bhakti Umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Selain itu, Pinandita juga merupakan suko guru atau orang tua bagi umat Hindu. Sehingga, diharapkan kursus ini bisa berlanjut ke depannya sesuai dengan kebutuhan ilmu pengetahuan umat Hindu dan Pinandita bisa memberikan pencerahan yang bisa meningkatkan sradha bhakti umat Hindu kedepannya.

“Peran pinandita tidak hanya sebagai penganteb banten upacara saja, tetapi pinandita juga harus bisa memberikan dharma wacana untuk mencerahkan umat Hindu tentang ketuhanan Hindu yang dipujannya,” ujar Mangku Nyoman Parbasana, Minggu (9/4) malam lalu.

Baca juga:  PHDI Bali Bahas Penolakan Proyek SUTET di Kawasan Pura Segara Rupek

Hal senada juga dikatakan Ketua PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya yang didampingi Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si.

Dikatakan, saat ini sifat-sifat Sad Ripu telah mempengaruhi kehidupan umat, utamanya generasi muda, seperti pemakaian narkoba dikalangan anak muda. Oleh karena itu, Pinandita sebagai orang tua umat harus mampu meningkatkan pengetahuan ketuhannya untuk bisa memberikan pencerahan kepada generasi muda untuk selalu berbuat sesuai dengan ajaran agama Hindu. Sehingga, dimanapun umat Hindu berada selalu berbuat harmoni untuk kedamaian.

Baca juga:  Tolak Hare Khrisna, Forkom Taksu Bali Gelar Aksi Damai

“Kedepan kita ingin terwujudnya Teologi, sehingga kualitas pengetahuan para Sulinggih kita bisa memberikan pencerahan kepada anak-anak kita. Sebab, dengan kualitas pengetahuan sumber daya manusia nantinya akan mampu bersaing di dalam kompetisi secara global dengan pengetahuan Teologinya,”tandas Wisnu Bawa Tenaya.

Sementara Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta menyambut baik pendidikan Brahma Widya kursus Teologi Hindu bagi para Pinandita di Bali. Apalagi, pendidikan ketuhanan sangatlah penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepemangkuan para pemangku dalam menjalankan sradha bhaktinya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa di masa-masa yang akan datang.(winata/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *