DENPASAR, BALIPOST.com – Bocah kelas 1 SMPN 2 Denpasar, Rendi Rizaldi, meninggal saat hendak minum air di mesin Air Minum Otomatis (AMO) di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Kamis (13/4). Kejadian ini dianggap musibah oleh PDAM Denpasar.
Dirut PDAM Kota Denpasar I.B.Gede Arsana yang dikonfirmasi menyatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap mesin-mesin AMO yang ada di Denpasar. Pemeriksaannya bukan berkala lagi, tetapi sudah setiap hari. “Kami punya rekap terhadap pemeriksaan harian itu,” katanya.
Terhadap kasus di mesin AMO Lapangan Puputan Badung, pihaknya menyebut sebuah musibah. Kini, pihaknya juga masih menunggu hasil otopsi pihak RS dan juga hasil pemeriksaan kepolisian.
Sebagai bentuk tanggung jawab, jelasnya, PDAM juga sudah mengunjungi keluarga almarhum sesaat setelah kejadian.Adanya musibah ini menjadi perhatian jajaran DPRD Denpasar. Mengingat, peristiwa ini baru pertama kali dan diharapkan tidak akan terulang kembali.
Anggota Komisi I DPRD Denpasar I Made Sukarmana,SH., Jumat (14/4) mengaku sangat prihatin dengan peristiwa meninggalnya bocah di mesin AMO. Kasus ini harus menjadi perhatian serius PDAM agar ke depan tidak terulang kembali. “Perlu ada langkah antisipasi, karena mesin AMO ada di ruang publik,” kata politisi Demokrat asal Br. Bun ini.
Kasus ini, kata dia, bisa disebut kelalaian dari PDAM. “Kami berharap ini yang terakhir. Jangan sampai kasus serupa terulang di mesin-mesin lainnya yang terpasang di ruang publik,” katanya.
Atas tindakan PDAM yang sudah mendatangi keluarga korban, Sukarmana menyambut baik. Karena jajaran PDAM sudah melakukan langkah dan tanggungjawabnya selaku pengelola mesin AMO. “Kami sangat apresiasi langkah PDAM sebagai bentuk tanggungjawabnya,” kata Sukarmana. (Asmara Putera/balipost)
Apakah laporan yang di buat pernah diverifikasi lapangan ?