TABANAN, BALIPOST.com – Penyakit infeksi Tuberkulosis atau TBC adalah salah satu penyakit infeksi yang menjadi perhatian pemerintah. Sebab, penyebaran bakteri penyebab TBC, basil Mycobacterium tuberculosis sangat mudah yaitu melalui droplet penderita yang tersebar melalui udara. Tingkat kematiannya pun cukup tinggi jika tidak mendapatkan pengobatan yaitu sebesar 50 persen.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki kasus TBC cukup tinggi. Untuk menangani kasus TBC agar mendapatkan pengobatan sekaligus menekan angka kasus penularan, diluncurkan program ketuk 1.000 rumah.
Program ini dijalankan diseluruh Indonesia tidak terkecuali Tabanan. Dari pelaksanaannya, target 1.000 rumah ini dibagi ke setiap puskesmas di Tabanan yang berjumlah 20 puskesmas. Jadi, masing-masing puskesmas bertugas untuk menyambangi 50 rumah secara langsung yang diindikasikan berpotensi besar terjadi penularan TBC.
Kepala seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular Dinas Kesehatan Tabanan dr. Desiana K. Dewi, Selasa (18/4) mengatakan dari target 1.000 rumah, hasil yang dicapai justru melebihi yaitu 1.107 rumah dengan total screening 3.729 orang. “Masing-masing puskesmas memiliki data dimana saja ada pasien yang suspcet TBC dilihat dari gejala saat berobat ke puskesmas. Dari data ini mereka langsung terjun ke rumah-rumah untuk men-screening penghuni setiap rumah yang berpotensi terjadi penularan TBC,” paparnya.
Dari 3.729 orang yang berhasil di screening, ditemukan 180 orang terduga TBC. Setelah dilakukan penyaringan, 120 orangnya dirujuk ke Puskesmas untuk menjalani pemeriksaan BTA (Bacillus Tahan Asam). Hasilnya dari 120 orang tersebut hanya satu yang positif TBC. (Wira Sanjiwani/balipost)