TABANAN, BALIPOST.com – Menderita gangguan jiwa sejak lama membuat kehidupan Wayan Saputra (36) begitu miris. Saputra yang merupakan warga Banjar Soka Kanginan Desa Senganan Penebel ini menghabiskan waktunya di dalam kamar.
Ia sudah tidak mampu menggerakkan tubuhnya hingga segala aktivitasnya dihabiskan di dalam kamar, mulai dari makan, tidur sampai buang air. Kondisi tubuh Saputra tampak kurus dan bagian kepalanya terdapat luka borok. Bau kotoran dan udara pengap bercampur di dalam kamar ukuran tiga kali empat meter tersebut.
Ibu Saputra, Wayan Nyeasih (67) mengaku pasrah. Ia sudah berusaha merawat anaknya sebaik mungkin. Tetapi sejak tujuh bulan lalu, anaknya Saputra tidak mau dimandikan dan tidak mau keluar kamar.
Akibat tidur terlalu lama dan tidak mandi, sebagian kulit Saputra mengelupas serta terdapat luka borok. Nyeasih menuturkan anaknya mulai mengidap gangguan jiwa saat masih duduk di kelas II SMP. “Tiba-tiba saja ia berteriak dan mengamuk,” ujarnya.Bolak Balik RSJ
Selama itu pula Saputra sudah empat kali bolak balik RSJ Bangli untuk mendapatkan pengobatan. Sebab, kala itu Saputra tidak bisa dirawat di rumah karena sering mengamuk dan memukul orang, bahkan sering berkata kasar dan mengancam hendak membunuh.
Usianya yang sudah senja menyebabkan Nyeasih tidak bisa merawat Wayan Suputra seorang diri. Setiap hari ia dibantu oleh menantunya I Made Sunarsa, suami dari anak perempuanya. “Karena tidak mau keluar kamar, selama itu pula tidak pernah lagi datang periksa,” ujar Nyeasih.
Kelian Dinas Banjar Soka Kangin I Ketut Sudiarta mengatakan kondisi Wayan Saputra sudah diketahui dari pihak Dinas Sosial, Puskesmas Penebel I termasuk juga dari Dinas Sosial Tabanan memberikan bantuan berupa bedah kamar.
Untuk saat ini kondisi Wayan Saputra sudah bersih dan mau diajak mandi oleh ibunya. “Kamar dan Wayan Suputra sudah dibersihkan oleh ibunya dan Iparnya. Serta juga ada kunjungan dari Puskesmas Penebel dan kunjungan dari Dinas Sosial,” ujar Sumerta.
Keluarga Wayan Suputra memang katergori keluarga kurang mampu. Tetapi program bantuan Rastra masih belum diperoleh karena meski sudah diusulkan sejak 2013, nama keluarga ini tidak pernah keluar sebagai penerima Rastra. “Setiap ada pembenahan data saya sudah usulkan, tetapi tidak ada keluar. Hanya saja kartu BPJS baru 2017 ini keluar,” jelas Sudiarta.
Mengenai kondisi Wayan Saputra, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tabanan, Nyoman Gunawan mengatakan Saputra sudah lama mengalami gangguan jiwa dan sudah mendapatkan perhatian dari Dinas Sosial dalam Program Rehabilitasi Sosial untuk Penyandang Disabilitas. “Bantuan terakhir diberikan pada tahun 2016 lalu dalam bentuk program bedah kamar lengkap dengan perabotan dan sembako,” ujarnya.
Untuk program pengobatan ke RSJ Bangli, lanjut Gunawan, juga masih difasilitasi apabila Saputra kambuh lagi. “Besok rencananya pengobatan lagi ke RSJ Bangli,” jelas Gunawan, Selasa (18/4). (Wira Sanjiwani/balipost)