DENPASAR, BALIPOST.com – Nyawa Ni Wayan Aliani (43) dan seorang balita berumur dua tahun, Ni Kadek Dewi Hana Maharani (2) yang merupakan keponakannya melayang setelah truk dengan rem blongnya menabraknya di wilayah Labuan Sait, Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Rabu (19/4) sekitar pukul 11.30 wita.
Keduanya meninggal di tempat, setelah terjepit bagian bawah mobil truk tersebut. Keduanya berhasil di evakuasi dan dibawa ke Instalasi Forensik RSUP Sanglah, Denpasar.
Tampak suasana kesedihan menyelimuti keluarga korban saat menunggu jenazah dalam proses pemeriksaan. Salah seorang keluarga korban, Nyoman Jastra, menuturkan, kejadian tersebut berawal dari sang bibi yang baru saja datang dari rumahnya mengambil susu. Namun naas tidak bisa dihindari, mereka tiba-tiba diseruduk truk saat baru sampai di rumah sang bayi.
“Informasi yang saya dapatkan, waktu itu mereka baru datang dari rumah tua ngambil susu si kecil. Nah, setelah balik ke rumah itu (TKP), baru mau dongkrak motor sudah dihantam truk dari belakang. Mereka terjepit di bagian bawah truk itu,” ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, si bibi yang terjepit, ditemukan meninggal dengan kondisi perut terurai. Sedangkan jasad balita masih utuh, hanya mengalami luka-luka lecet. Sementara sepeda yang dikendarai korban sudah hancur tak berbentuk.
Begitu pula rumah yang diterjang oleh truk, amblas. “Waktu itu, di rumah kejadian ada sang ayah. Dia (ayah dari balita Maharani) melihat secara langsung kejadian itu. Dia shock. Sedang istrinya waktu itu pergi bekerja. Dia juga shock. Keduanya pingsan dan masih ditenangkan di rumah,” tuturnya sedih.
Tidak ada yang menyangka bahkan tidak ada firasat apapun tentang kejadian ini. Pihak keluarga mengaku begitu terpukul karena harus mengalami musibah yang merenggut dua anggota keluarganya itu.
“Namanya perjalanan hidup, tidak ada yang tahu akan gimana. Apalagi si kecil baru dua tahun, masih imut-imutnya. Saya tidak sanggup kalau diingat-ingat,” kata salah seorang kerabat wanita yang tidak mau namanya dikorankan.
Dengan mata berlinang air mata, dia mengatakan, korban balita ini memang diasuh oleh si bibi. Sementara sang ibu, Ni Wayan Neni, sehari-hari bekerja di sebuah hotel di kawasan Seminyak, Kuta, Badung. Sedang ayahnya, Komang Diomantara, tidak bekerja dan hanya diam di rumah. “Iya. Diasuh bibinya, biar si ibu juga dapat bekerja,” katanya.
Menurut penuturan Jastra, usai diperiksa kedua jenazah akan langsung dipulangkan ke rumah duka untuk disemayamkan. Namun untuk jadwal dikuburkan, pihaknya belum bisa menentukan karena masih mencari hari baik, sebab kedua korban meninggal salah pati. “Rencananya masih melihat hari baik. Sedangkan di tempat kejadian kita segera mengadakan upacara,” katanya.
Terkait proses hukum terhadap kejadian ini, Jastra mengaku menyerahkan hal tersebut pada pihak kepolisian. “Kami belum sempat berpikir kesana. Masih fokus untuk prosesi penguburan dua anggota keluarga kami. Yang itu biar nanti pihak kepolisian yang menangani,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, sang supir yang bernama I Komang Sukarma (45) dan kernetnya Stannie Laus (24), masih terbaring lemah di ruang IGD RSUP Sangalah, Denpasar. Keduanya dalam keadaan sadarkan diri dan masih mendapatkan perawatan intensif tim dokter.
Kasubag Humas RSUP Sanglah, dr. Kadek Nariyantha mengatakan, pihaknya menerima dua pasien, yakni sopir dan kernet sekitar pukul 12.00 Wita. “Saat ini masih ditangani oleh tim medis,” katanya di depan IGD RSUP Sanglah, Denpasar.
Mengenai luka yang di derita kedua korban, dari diagnosa mengalami CKR (Cedera Kepala Ringan) dan diduga mengalami patah tulang leher (Suspect Fraktur Servical). Ia melanjutkan, salah seorang korban mengalami luka di kepala bagian depan. “Salah satu diduga mengalami patah tulang di pergelangan tangan bagian kanan,” imbuhnya.
Lebih jauh, korban saat ini dalam keadaan sadarkan diri. Namun, masih dilakukan observasi untuk menentukan tindakan medis selanjutnya. “Keduanya sadar dan sudah ditangani sesuai dengan SOP dan sesuai dengan diagnosa yang dialami,” kata Kadek.
Salah seorang keluarga Laus, mengatakan truknya tersebut memuat kasur dan datang dari Surabaya, Jawa Timur. Rencananya akan mengantar kasur tersebut ke sebuah hotel di daerah Kuta.
Laus sendiri sebenarnya bukan kernet dari truk. Ia merupakan pekerja di gudang perusahaan kasur tersebut. Ia hanya disuruh menunjukan jalan kepada sang sopir. “Sopirnya sendirian dari Surabaya. Laus hanya disuruh mengantar ke hotel. Namanya musibah mau bagaimana lagi,” katanya.(citta maya/balipost)