DENPASAR, BALIPOST.com – Sakit atau nyeri di dada kerap diasosiasikan dengan penyakit jantung. Hal ini tidak selalu keliru. Memang nyeri dada harus selalu diwaspadai sebagai tanda penyakit jantung.
Apalagi jika dikeluhkan oleh mereka yang berusia lanjut (di atas 40 tahun) atau dengan faktor risiko (merokok, obesitas, memiliki kolesterol tinggi, dsb).
Namun, jangan buru-buru panik dan menganggap semua nyeri dada adalah penyakit jantung. Kenali gejala nyeri dada yang spesifik untuk penyakit jantung, yakni nyeri dada sebelah kiri dan menjalar hingga ke tangan kiri, leher, bahu serta punggung belakang, nyeri dada seperti ditiban benda berat, bukan seperti ditusuk-tusuk, dan nyeri dapat timbul saat istirahat maupun beraktivitas, tetapi tidak menghilang dengan perubahan posisi atau dipijat.
Gejala tersebut berbeda dengan nyeri dada yang diakibatkan masalah otot, paru, ataupun lambung. Berikut ciri-ciri nyeri dada yang bukan disebabkan masalah jantung, dikutip dari klikdokter.com :
1. Masalah lambung
Refluks asam lambung atau GERD merupakan kondisi saat asam lambung naik hingga ke tenggorokan. Ini dapat memicu rasa terbakar pada dada, yang mirip dengan nyeri dada pada serangan jantung.
Umumnya juga disertai nyeri ulu hati, lidah terasa pahit, sesak napas, dan biasanya terjadi pada mereka yang memiliki riwayat sakit mag.
Pencetusnya adalah konsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung, alkohol, merokok, dan kebiasaan makan sebelum tidur.
2. Masalah otot
Nyeri otot merupakan keluhan nyeri dada yang juga umum dialami. Nyeri ini dapat terjadi pada dada bagian kiri, kanan, tengah, atau seluruh bagian. Biasanya bersifat seperti ditusuk-tusuk, kemudian bertambah atau berkurang dengan perubahan posisi atau dipijat.
Dapat terjadi setelah berolahraga, melakukan aktivitas fisik yang berat, atau karena posisi tidur yang salah. Rata-rata nyeri ini dapat diatasi dengan penggunaan salep nyeri otot, dipijat, atau istirahat.
3. Masalah paru
Kebanyakan, nyeri dada akibat masalah paru berkaitan dengan infeksi pada paru. Nyeri ini bisa timbul saat tarikan napas, dan disertai keluhan-keluhan lain seperti demam, batuk, atau sesak. (Goes Arya/balipost)