PANDEGLANG, BALIPOST.com – Event perdana Banten Travel Mart (BTM) 2017 yang digelar di Tanjung Lesung Beach Hotel, Pandeglang, Banten 19-21 April dimulai dengan catatan: sukses! Tercatat, jumlah buyers jauh lebih banyak dibanding sellers. Bahkan Buyers luar negeri mendominasi sebanyak 42 orang.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan, BTM 2017 adalah momentum mempromosikan branding Wonderful Indonesia dalam strategi BAS (Branding, Advertaising, dan Selling). “Event perdana ini harus berkelanjutan, karena responnya bagus. Dinas Pariwisata bersama ASITA berhasil membranding Banten. Tercatat buyers 170 dan seller 30, ini bagus,” ujar Esthy yang didampingi Kepala Bidang Promosi Perjalanan Insentif Hendri Karnoza Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar, Rabu (19/4).
Dari 170 buyers yang hadir, 30 orang dari Malaysia, 4 orang dari Tiongkok, 4 orang dari Singapura, 4 orang dari Mongolia, dan sisanya dari Indonesia, termasuk DPD ASITA. “Ini satu implementasi dari salah satu strategi untuk mendorong Tanjung Lesung sebagai prioritas untuk pengembangan destinasi. Kemudian juga untuk bagaimana salah satu destinasi ini punya share untuk pencapaian target wisman atau wisnus,” kata Esthy.
Provinsi Banten yang memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung merupakan salah satu kawasan wisata nasional yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Pemerintah pusat akan membantu secara optimal agar masyarakat sekitar bisa merasakan manfaatnya. “Kami akan bantu untuk promosi pariwisata di Banten karena semua pihak harus berpartisipasi dari mulai eksekutif dan legislatif, antara buyers dan sellers nanti juga harus bisa mendapatkan banyak transaksi di Tanjung Lesung, imbasnya Tanjung Lesung semakin mendunia,” jelas Esthy.
Ketua ASITA Banten Mukhlis Ikhsor Gatot menambahkan, sejak ditetapkannya Tanjung Lesung sebagai 10 destinasi prioritas pemerintah, diharapkan BTM 2017 bisa meningkatkan 100% kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Banten pada tahun ini. “Akan ada kerjasama antara pelaku bisnis dalam dan luar negeri. Ini bisa meningkatkan peran industri wisata untuk kesejahteraan masyarakat Banten,” ujar Mukhlis.
Melihat animo peminat BTM 2017, lanjut Mukhlis, acara ini diputuskan menjadi agenda tahunan. Menurutnya, Provinsi Banten tidak hanya dikenal karena keindahan wisata alamnya, ternyata Banten juga dikenal dengan wisata budaya dan religinya, karena Banten memiliki kearifan lokal budaya dan religi yang kuat.
“Ini akan menjadi tahunan. Sellers harus menciptakan paket-paket wisata yang mampu menahan wisatawan tinggal lebih lama di Banten. Banyak destinasi-destinasi yang bisa ditawarkan,” kata Mukhlis.
Sedemikian eksotisnya hingga banyak yang membuat penilaian berdasarkan keunikan dan popularitasnya, yakni sebagai Tujuh Keajaiban Banten (7 Wonders of Banten). Antara lain Banteng Lama, Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Sangiang, Suku Baduy, Pulau Umang, Gunung Krakatau, dan Rawadano.
Sementara, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Banten Eneng Nurcahyati menilai, penyelenggaran kegiatan ini memiliki economic value yang terbukti dapat menjadi daya tarik yang berdampak langsung pada bidang kepariwisataan. Sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan sektor-sektor lainnya yang saling terkait, khususnya dalam pembangunan pariwisata.
“Tidak hanya Tanjung Lesung yang dijual. Karena dalam menuju Tanjung Lesung, kita melewati banyak destinasi wisata dari jalur mana pun. Ini yang harus dimanfaatkan. 7 Wonders of Banten sangat bisa untuk dijual,” jelas Eneng.
Selain itu, Banten juga memiliki kekuatan dalam bidang kuliner dan kerajinan UMKM yang sangat menarik dan diminati wisatawan. “Banten kaya kuliner, dan hasil seni UMKM-nya memiliki nilai seni yang tinggi,” tukasnya.
“Selamat dan sukses Banten Travel Mart 2017! Terus bangun atraksi baru di destinasi unggulan Banten, agar wisman yang berkunjung ke sana bisa memperoleh banyak pilihan untuk berwisata. Salam Pesona Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya, yang semakin detail memantau pengembangan destinasi itu. (kmb/balipost)