YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Sejalan dengan pesan Presiden Jokowi agar DIY mengembangkan industri kreatif dan jasa, daerah istimewa ini terus bergerak di bidang tersebut. Dinas Kebudayaan Bantul, misalnya, mengadakan gelaran potensi rintisan Desa Budaya di balai desa Pendowoharjo.
Gelaran ini dilakukan serentak di 30 Rintisan Desa Budaya di daerah Bantul. Kegiatan berlangsung dari 14 April 2017 sampai dengan 24 April 2017. Tujuan kegiatan ini adalah mengangkat potensi seni budaya agar tetap lestari dan menarik wisatawan.
Sebelumnya, Kabupaten Kulonprogo sudah melakukan hal yang sama. Awal April, tepatnya Rabu, 4 April 2017, Gubernur DIY Hamengku Buwono X (HB X) meresmikan 56 Desa Budaya DIY. Peresmian dilakukan di Sendhang Kamulyan, Pedukuhan Taruban, Desa Tuksono, Sentolo.
Peresmian Desa Budaya dilakukan secara unik yakni dengan membunyikan koprekan (alat dari bambu yang biasa digunakan oleh petani). HB X juga berkesempatan menyaksikan kesenian selamat datang ‘Sanjung Menoreh’ dan kesenian dari Rintisan Desa Budaya Pengasih ‘Sumunaring Sumur Gedhe’.
“Saya minta kepada seluruh warga masyarakat di desa budaya yang sudah memiliki kualifikasi tertentu harus lebih giat dan berkembang. Persyaratan sebagai desa budaya tidaklah gampang, mereka yang sudah menyandang status desa budaya dianggap memiliki potensi, baik desa dan manusianya,” kata HB X saat memberikan sambutan.
Kendati begitu Gubernur sangat optimistis desa budaya akan tumbuh berkembang menjadi kekuatan ekonomi baru di masing-masing desa budaya.
Sultan HB X berharap, kepala desa dan lurah agar segera menginventarisir potensi yang ada. Tidak hanya potensi untuk ekonomi sosial kemasyarakatan, tetapi juga harus berpikir mengembangkan potensi desa dalam membangun peradaban, integritas pola pikir dan perilaku.
“Karena dengan kekayaan tradisi lokal kita, saya yakin pasti mampu, dengan dasar itu pula kita harus bisa mengembangkan potensi biarpun tantangan terus berubah,” katanya.
Sementara Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono mengatakan, sebanyak 56 Desa Budaya di DIY, 15 di antaranya ada di Kulonprogo. Kulonprogo juga memiliki 11 Rintisan Desa Budaya dan 62 Kantong Budaya.
“Hal itu menunjukkan Kabupaten Kulonprogo ke depan sangat berpotensi memiliki banyak Desa Budaya. Harapannya, keberadaan Desa Budaya dapat menambah khasanah budaya di Kulonprogo dan DIY,” jelasnya.
Inilah salah satu yang membuat Menpar Arief Yahya semakin optimis akan potensi wisata budaya di Joglosemar. Pusat kebudayaan Mataram itu menyimpan banyak keunikan budaya yang masih kental. Sedikit saja digali, sudah “moncer” lagi. “Karena itu, saya optimis, segitiga Jogja Solo Semarang akan semakin melesat begitu bandara baru di Kulonprogo jadi,” kata Arief Yahya yang lahir di Banyuwangi itu.
Dia menyebut, bandara Adisucipto itu sudah overload. Bandara baru akan menjadi simpul pemicu lompatan wisatawan ke Jogja. “Sejarah bandara baru di Indonesia itu, supplay meng-create demand! Begitu bandara jadi, bisa didarati pesawat-pesawat berbadan lebar, sudah pasti akan mengangkut wisatawan lebih banyak ke sana,” jelas Arief Yahya. (kmb/balipost)