KENDARI, BALIPOST.com – Sepanjang 2016, wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Utara diperkirakan mencapai 2,5 juta orang. Salah satunya berkat perhelatan Festival Halo Sultra. Tidak heran jika tahun ini dibuat lebih lama, lebih heboh, lebih meriah.
Festival Halo Sultra dilaksanakan setiap tahun sejak 2008. Dan dalam lima tahun terakhir, pelancong yang berkunjung ke Sultra menunjukan peningkatan signifikan. Bahkan secara perlahan, jumlah wisatawan yang berlibur dan ingin menikmati pesona objek wisata sudah hampir menyamai total penduduk Sultra. Sepanjang 2016, jumlahnya ditaksir mencapai 2,5 juta wisatawan.
Menteri Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaraan Festival Halo Sultra 2017 itu. Menurut Arief, Festival Halo Sultra mampu menjadi wujud dari optimalisasi potensi pariwisata yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara. “Memang, kunci pengembangan destinasi terletak pada 3A; Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas,” kata Menpar Arief.
Menpar Arief mencontohkan Kabupaten Sangihe, Sultra. Menurutnya, terdapat dua hal yang mampu dijadikan potensi untuk ditingkatkan dari sektor pariwisata Sangihe. Keduanya adalah bidang budaya dan juga daya tarik alam, yang dalam hal ini adalah wisata bahari.“Pengembangan sebuah destinasi membutuhkan 3A untuk dapat mengoptimalkan sebuah destinasi wisata di tengah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik,” tambah dia.
Festival Halo Sultra sendiri mendapatkan animo luar biasa. Ribuan masyarakat Kota Kendari dan sekitarnya memadati kawasan Tugu Religi Sultra Kendari untuk menyaksikan acara pembukaan Festival Halo Sultra 2017, Minggu (23/4), pukul 19.30 WITA.
Acara pembukaan festival untuk memperingati HUT Sultra ini dimeriahkan oleh tiga tarian. Di antaranya opening dance dari Buton Selatan, kemudian tarian musik etnik Rambi Takawa, dan Tari Kreasi Baru Kangkeni Akono Adhati.
Selanjutnya, masyarakat menikmati berbagai macam pameran yang menjadi rangkaian acara Festival Halo Sultra 2017. Terdapat 135 booth yang tersebar di area Tugu Religi, di antaranya menampilkan paket wisata dan produk, juga pagelaran seni etnik dan budaya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti, mengatakan bahwa Kemenpar memasukkan Festival Halo Sultra dalam kalendar tahunan. Fokus dan dukungan akan didapatkan dari Kementerian Pariwisata.
”Sebagai agenda tahunan, kami melihat ada banyak perubahan yang terjadi. Warga dan pemerintah sama-sama melestarikan budaya dengan baik, seperti membangun infrastruktur yang bagus dan mengemas acara dengan sangat baik,” katanya saat memberikan sambutan.
Festival Halo Sultra 2017 rencananya digelar selama lima hari berturut-turut, 23-27 April, dari pagi hingga malam hari. Namun, melihat animo dan besarnya dampak acara bagi penambahan wisatawan ke Sultra, maka ditambah dua hari dan akan berakhir pada 29 April 2017.
“Setiap harinya kami targetkan sekitar 10 ribu orang akan datang ke festival ini. Mudah-mudahan dengan adanya acara ini bisa membuat target 3 juta wisatawan berhasil ditembus pada 2018,” ujar Gubernur Sultra Dr H Nur Alam, M.Si, pada kesempatan sama.
Berikut rangkaian acara Festival Halo Sultra 2017:
Senin, 24 April, Gelar Sultra Tenun Karnaval, Penampilan Gelar Seni Budaya dari Kabupaten Kolaka, Muna, konkep, Kendari, Konsel, dan Koltim serta penampilan artis Ibu Kota.
Selasa, 25 April, penampilan gelar seni budaya dari Kabupaten Konut, Bombana, Konawe, Buteng, Kolaka Utara dan Bau Bau, dan penampilan artis Ibu kota.
Rabu 26 April, Pemilihan Putra Putri Pariwisata Sultra 2017, penampilan gelar seni budaya Kabupaten Wakatobi dan Muna Barat.
Kamis 27 April, upacara peringatan HUT Sultra ke-53, festival kuliner.
Jumat, 28 April, penampilan gelar seni budaya dan penampilan artis Ibu Kota
Sabtu, 29 April, pengumuman lomba Halo Sultra, penampilan pemenang paduan suara, dan penutupan. (kmb/balipost)
Salam..
Mau klarifikasi, Sultra itu Sulawesi Tenggara ya bukan Sulawesi Utara