piodalan
Piodalan di Pura Uluwatu. (BP/edi)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Puncak Piodalan di Pura Luhur Uluwatu digelar, Selasa (25/4). Rangkaian piodalan diawali dengan mundut Ida Batara Agung Sakti dari Pura Parerepan, Pecatu. Prosesi Petirtaan ini dipuput oleh dua sulinggih. Yaitu Ida Pedanda Gede Telaga dari Geria Telaga Sanur dan Ida Pedanda Gede Oka karang dari Geria Tegeh Lumintang.

Pengelingsir Puri Agung Jrokuta yang juga sebagai Pengempon Pura Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, yang sering dipanggil Turah Joko menyampaikan imbauan kepada pemedek, agar tertib saat melakukam persembahyangan. Pemedek diharapkan tetap mengikuti aturan yang sudah disiapkan oleh petugas.

Baca juga:  Inflasi Pedesaan di Bali

Untuk mengatur kelancaran selama piodalan, pihak panitia piodalan sudah menyiapkan kartu untuk pemedek. Dengan kartu ini pemedek bisa megantrai dan tidak perlu berjejal serta berdesakan di tangga menuju Pura. Setiap kartu dari A-Z nantinya masing-masing berisi 300 kartu.

“Dengan kartu ini, kami berharap bisa membantu untuk kelancaran pemedek. Dengan Kartu ini, para pemedek tidak perlu antrai di tangga. Namun sambil menunggu giliran nomor antrean dipanggil, pemedek bisa sambil bersantai-santai, sambil menikmati keindahan pemandangan” kata Turah Joko.

Ida Batara akan nyejer selama tiga hari, sampai dengan hari Jumat ini. Pihaknya juga berharap, bagi para pemedek agar bisa mengatur waktu bersembahyang. Agar tidak sampai menumpuk saat malam hari, maka pemedek juga diharapkan datang pada siang hari. Karena saat siang hari, biasanya pemedek lebih sepi dibandingkan saat malam hari.

Baca juga:  Sering Kumat, ODGJ Kembali Diamankan Satpol PP Gianyar

Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta menambahkan puncak piodalan di Pura Uluwatu, berjalan seperti biasa. Selama Ida Betara Nyejer, tentunya pemedek akan membludak. Oleh karena itu pihaknya berharap agar pemedek bersabar dalam melakukan persembahyangan.

Sumerta yang juga Anggota DPRD Badung mengingatkan krama pemedek untuk tetap menjaga kebersihan dan kesucian Pura. Salah satunya dengan membawa pulang sarana upakara yang telah terpakai atau membuang pada tempat sampah yang telah disediakan.

Baca juga:  Tembok Pengaman Tebing di Pura Uluwatu Roboh

Terkait dengan kunjungan wisatawan, pihak Desa Adat Pecatu sudah melakukan koordinasi dengan badan pengelola, pemandu wisata demi kenyamanan wisatawan.

Karena berkaitan dengan adanya piodalan, tentu akses dari wisatawan akan terbatas. Terkait maslaah parkir, nantinya akan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Tentu dalam hal ini akan diutakam untuk para pemedek. (yudi kurnaedi/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *