DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah upaya Kementerian Pariwisata RI menggenjot target kunjungan wisatawan ke Bali, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali menilai hingga saat ini zonasi hotel masih menjadi persoalan besar bagi Pulau Dewata. Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau akrab disapa Cok Ace menilai pemerintah belum mampu mengatasi isu zonasi hotel ini.

Cok Ace mengatakan zonasi pembangunan hotel tampaknya semakin menyimpang. Kondisi ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih antara hotel berbintang dan non-bintang.

Baca juga:  Dewan dan Disdik Bali Sepakat Tak Ada PPDB SMA/SMK Gelombang Kedua

Pihaknya berharap pemerintah berperan untuk segera mengatur zonasi hotel tersebut sehingga keberadaan akomodasi di Bali akan semakin tertata. Ia menegaskan semua pihak harus mengetahui daerah yang boleh atau tidak dibangun hotel berbintang dan non bintang. “Dengan zonasi tersebut, pembangunan hotel menjadi terarah sesuai dengan karakteristik wilayah,” sebutnya.

Diakui, kondisi di Bali terkait persediaan dan permintaan kamar cukup memprihatinkan. Faktor zonasi serta permasalahan persediaan dan permintaan itu memicu terjadinya penurunan lama tinggal wisatawan.

Baca juga:  Aston Denpasar to Host Celebration of Ramadan & Eid al-Fitr

Meskipun sepanjang tahun 2016 terjadi kenaikan kunjungan wisman sebesar 22,5 persen dibandingkan 2015 lalu, sesungguhnya pariwisata Bali hanya tumbuh 2 persen. “Angka 2 persen diperebutkan hotel, vila, dan model akomodasi baru. Hal ini sebagai dampak pembangunan akomodasi pariwisata yang tak terkontrol,” kata Cok Ace. (kmb/balitv)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *