Kuota Ekspor Kopi Robusta
Kebun kopi. (BP/dok)
TABANAN, BALIPOST.com – Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini membuat petani kopi di Pupuan agak was-was. Sebab, pertumbuhan kopi menjadi lebih sedikit dan panennya pun diperkirakan mundur dari jadwal sebelumnya.

Adanya perkiraan penurunan produksi kopi pada panen 2017 ini, menyebabkan pihak petani agak sulit memenuhi permintaan ekspor kopi. Tahun ini, permintaan ekspor kopi robusta Pupuan mencapai tiga kontainer.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Tabanan, Dewa Ketut Budidana Susila, Rabu (26/4) mengatakan pada 2016 dari dua kontainer permintaan ekspor, petani hanya mampu memenuhi satu kontainer. Pada 2017 ini permintaan meningkat menjadi 3 kontainer. “Tetapi melihat kondisi ekstrem seperti saat ini, ditakutkan permintaan ini sulit terpenuhi,” ujarnya.

Baca juga:  Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Bali, BPBD Bentuk Posko Siaga

Panen kopi robusta di Tabanan mencapai puncaknya pada Juli hingga September. Saat ini sudah ada beberapa yang berbuah namun belum siap dipanen.

Sementara untuk kopi yang diekspor tergantung permintaan. “Biasanya permintaannya dalam bentuk petik merah olah basah. Untuk memenuhi ini petani harus memetik biji kopi yang benar-benar matang kemudian diolah. Tidak begitu kering seperti dalam bentuk kering dan waktunya adalah 10 hari setelah dipetik,” jelas Dewa Budi. (Wira Sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Capaian Target Kunjungan DTW Jatiluwih Belum 100 Persen
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *