longsor
Jalan di Desa Sepang Kelod menuju Desa Tista, Kecamatan Busungbiu tertimbun tanah longsor pada Rabu (26/4) malam lalu. (BP/ist)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Jalan penghubung Desa Sepang Kelod menuju Desa Tista, Kecamatan Busungbiu tertimbun tanah longsor akibat hujan deras Rabu (26/4) malam lalu. Akibatnya, sekitar 25 meter badan jalan yang baru selesai di aspal hotmix tersebut tertimbun lumpur setinggi lutut orang dewasa. Lalu lintas lumpuh dan warga mencari jalur alternatif melalui jalan di Desa Pucak Sari.

Sebelum tanah longsor, hujan deras melanda wilayah Kecamatan Busungbiu dan sekitarnya. Sekitar dua setengah jam guyuran hujan deras membuat lahan perkebunan kopi milik warga tepat di atas jalan tiba-tiba longsor. Material tanah bersama batang pohon kopi dan kakao ikut tergerus dan menghalangi jalan di wilayah Dusun Bujak tersebut. Tanah perkebunan yang subur itu diduga tidak mampu menahan gerusan air hujan hingga akhirnya amblas.

Baca juga:  Musim Hujan, KAI Waspadai 18 Titik Rawan Longsor

Selain badan jalan tertimbun lumpur, masih ada dua lokasi badan jalan yang juga tertimbun longsor dan disertai badan jalan tergerus. Jarak lokasi kedua longsor ini tidak jauh dari lokasi pertama. Warga yang akan menuju Desa Tista tidak bisa melintas dan mencari jalur alternatif melalui Desa Pucak Sari.

Salah satu tokoh masyarakat Desa Sepang Kelod Komang Dauh dihubungi Kamis (27/4), sejak badan jalan tertutup longsor warga gotong – royong untuk membersihkan lumpur yang menutup badan jalan. Akan tetapi pembersihan dengan cara manual itu tidak mampu membersihkan badan jalan dari tutupan lumpur. Beruntung, badan jalan bisa dibersihkan seadanya agar bisa dilalui sepeda motor.

Baca juga:  Longsor Hancurkan Tembok Rumah, Pemilik Luka Parah

Sementara, kendaraan roda empat atau truk yang bisa melintas terpaksa mencari jalur alternatif. “Setelah kejadian itu warga sudah gotong royong dan hanya bisa membersihkan lumpur untuk bisa dilalui sepeda motor, dan kalau truk atau mobil warga lewat Desa Pucak sari yang notabene jaraknya lebih jauh dibandingkan melalui jalur yang sekarang tertutup tanah longsor,” katanya.

Menurut Dauh, untuk membersihan lumpur di badan jalan itu aparat desa sudah melaporkan kejadian tersebut ke Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD). Laporan itu sudah ditindaklanjuti dan Kepala Pelaksana BPBD Made Subur langsung meninjau lokasi.

Dari peninjauan itu, aparat desa diminta segara bersurat kepada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) untuk meminjam alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR). Alat berat ini selain mempercepat pembersihan lumpur dan batang kayu, juga untuk memperbaiki badan jalan yan tergerus, sehingga bisa dilalui kendaraan minimal sepeda motor dan roda empat.

Baca juga:  Pecah Rekor 9 Kali Selama 19 Hari, Zona Merah COVID-19 di Bali Bertambah

Sementara kendaraan bermuatan berat tetap disarankan mencari jalur alternaitif karena kalau dipaksakan sangat berbahaya karena badan jalan sempit setelah tanah longsor terjadi. “Tanpa alat berat, pembersihan lumpur dan badan jalan yang tergerus itu tidak bisa dilakukan dengan cepat. Nanti setelah pembersihan kalau sepeda motor dan roda empat bobot tidak terlalu berat masih bisa melalui jalan di wilayah kami, tai kalau yang bermuatan berat tetap lewat Pucak Sari,” jelasnya. (mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *