DENPASAR, BALIPOST.com – Ada suasana meriah di areal parkir utara Taman Kota Lumintang, Sabtu (29/4) pagi. Puluhan anak-anak usia sekolah dasar (SD) berseragam Pramuka dan olahraga tampak memenuhi stand Indonesia Mantis and Phasmid Forum (IMPF) yang dijaga oleh Garda Bagus Damastra dan Ilham Maulana Ibrahim.

Breeder atau pembiak berbagai jenis mantis (belalang sembah) dan phasmid (serangga ranting) dari Yogyakarta dan Bandung ini memang diundang khusus untuk meramaikan Agrifest 2017. Pada event tahunan gelaran Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Udayana ini, mereka memperkenalkan dunia serangga kepada para pelajar SD dan TK di Denpasar.

Menurut Garda Bagus Damastra, IMPF memang punya kewajiban moral untuk mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda tentang kehidupan serangga terutama dari family Mantidae dan Phylliidae. Pasalnya, tidak sedikit dari serangga ini keberadaannya sangat menguntungkan bagi petani karena berfungsi sebagai predator atau pemangsa alami berbagai jenis hama tanaman pertanian.

Baca juga:  Penjualan Burung Curik Bali Hingga Luar Negeri

Sementara di sisi lain, banyak anak-anak yang ketakutan atau phobia ketika berhadapan dengan serangga dan menganggapnya sebagai satwa yang berbahaya sehingga wajib dimusnahkan. “Sebenarnya, banyak sekali jenis serangga yang wajib dilestarikan karena fungsinya yang vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem,” katanya.

Salah satunya, berperan sebagai predator atau pemangsa alami berbagai jenis hama tanaman pertanian. Melalui event ini, IMPF ingin mengedukasi masyarakat khususnya para pelajar SD dan TK. “Jika memang serius dan telaten, mereka juga bisa memelihara, merawat bahkan mengembangbiakkan serangga ini di kandang khusus,” ujarnya.

Baca juga:  Diduga Manipulasi KUR Rp 3,1 M, Pegawai Kredit Bank BUMN Dilimpahkan

Selain berperan sebagai predator hama tanaman pertanian, kata dia, beberapa jenis mantis dan phasmid juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena penampilannya yang unik dan cantik serta berwarna menarik. Bahkan, beberapa di antaranya kini sudah menjadi satwa kelangenan layaknya burung berkicau, anjing, kucing dan berbagai satwa eksotis lainnya.

Fenomena ini dilihat sebagai peluang ekonomi yang sangat menjanjikan sehingga banyak bermunculan breeder yang secara khusus mengembangbiakkan mantis dan phasmid untuk diperjualbelikan. Kemunculan para breeder ini tentunya sangat positif karena mampu mengurangi aksi penangkapan serangga ini di habitat alaminya. “Saat ini, sudah banyak penghobi yang sukses mengembangbiakkan berbagai jenis mantis dan phasmid di terrarium atau kandang khusus,” sebutnya.

Baca juga:  Dari Oknum Ngaku-ngaku Punya Tanah di Eks Galian C Klungkung hingga Omicron Sudah Masuk Indonesia

Tentunya, sangat bijaksana jika penghobi serangga yang ingin memelihara serangga ini membelinya dari hasil penangkaran alias tidak mengandalkan hasil tangkapan dari alam. “Dengan begitu, kelestarian serangga ini di habitat alaminya bisa dipertahankan,” sarannya.

Ilham Maulana Ibrahim menambahkan, memelihara mantis dan phasmid tidak terlalu ribet. Namun, ia menyarankan para penghobi untuk memelihara mantis dari hasil penangkaran.

Di samping daya tahan hidupnya lebih tinggi karena sudah dikondisikan untuk mampu beradaptasi di ruangan terbatas, hal ini penting untuk konservasi atau pelestarian serangga ini di habitat alaminya. “Apalagi, keberadaannya di alam juga berperan sebagai sahabat petani karena ikut membantu membasmi hama pertanian secara alami,” katanya mengingatkan. (Wayan Sumatika/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *