bulog
Masyarakat Bunga Mekar keluhkan beras sejahtera dari Bulog. (BP/dwa)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Masyarakat mengeluhkan kualitas beras sejahtera (Rastra) yang sebelumnya disebut beras miskin (Raskin). Pasalnya, beras yang didistribusikan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) tersebut menguning dan pecah-pecah. Warga yang sempat mengkonsumsi nasi tersebut mengeluhkan baunya yang amis dan rasanya yang apek.

Informasi di lapangan, sejumlah warga penerima beras sejahtera di Desa Bunga Mekar mengaku tidak bisa mengkonsumsi beras jatah dari pemerintah tersebut. Selain warnanya yang telah menguning, kondisi berasnya yang telah pecah membuat rasa nasi tidak enak. Namun masyarakat terpaksa tetap mengkonsumsinya karena terlanjur telah membayarkan sejumlah uang.

Baca juga:  Bansos Rastra Mulai Disalurkan, Sasar 8.560 KPM

Ketua Forum Peduli Nusa Penida I Nengah Setar mengungkapkan, pihaknya banyak menerima laporan terkait jeleknya kualitas beras sejahtera tersebut. Menurutnya, Bulog seharusnya mengecek kelayakan kualitas beras sebelum didistribusikan ke masyarakat. Jangan sampai beras yang tidak layak konsumsi dan berbahaya untuk kesehatan malah diberikan kepada masyarakat. “Cek dulu kualitasnya, kalau rusak seperti ini jangan didistribusikan ke masyarakat,” jelasnya, Senin (1/5).

Sementara Humas dan TI Perum Bulog Divisi Regional Bali Putu Winarta meminta kepada masyarakat agar mengembalikan beras sejahtera yang rusak. Pengembalian beras rusak bisa dilakukan dengan menghubungi kantor desa masing-masing untuk diteruskan ke pihak Bulog.

Baca juga:  Berkat Perjuangan Gubernur Koster, UU Provinsi Bali Jadi Penanda Era Baru

Diakuinya, beras yang ada di gudang Bulog berasal dari bulan September 2016 hingga akhir 2016 silam sehingga banyak kondisinya yang mulai kurang baik.

Sebelumnya Kepala gudang Bulog Klungkung, Made Raka Suparta mengatakan biasanya penyebaran beras Bulog ke desa-desa dilakukan setiap satu bulan sekali. Namun karena terjadi perubahan data penerima yakni mengalami penurunan rumah tangga miskin, beras lambat bisa disebar.

Untuk itu Bulog terus melakukan perawatan setiap satu dan tiga bulan sekali dengan sistem penyemprotan dan fungisasi atau pengasapan. Ini dilakukan untuk menghindari beras rusak, berkutu dan menghitam.

Baca juga:  Hendak Buang Sampah Ditabrak Lari, Lansia Asal Akah Meninggal

Sementara data penerima di Klungkung dan Karangasem tahun 2016 mencapai  33.771 penerima,  di tahun 2017 ini turun sepuluh persen menjadi  30.394 penerima. Tahun ini masyarakat yang sudah terdata akan mendapatkan bantuan beras perbulannya 15 kilogram. Setiap penerima diwajibkan memberikan uang pengganti Rp 1.600 perkilonya.(dewa farendra/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *