BANYUWANGI, BALIPOST.com – Larangan penangkapan benur anakan membuat para nelayan di pesisir Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, memutar otak. Tak ingin berurusan dengan aparat, mereka memilih mengembangkan lobster air tawar.
Budidaya ini diklaim lebih menjanjikan. Sebab, lebih cepat panen. Biayanya tak mahal. Selain irit biaya, harga lobster air tawar tak kalah mahal. Komoditi ini bisa tembus Rp 150.000 per kilogram.
Lalu, petani bisa panen dengan ukuran lobster berapapun, tanpa takut ditangkap petugas. Rasa lobster air tawar ini juga tak kalah gurih dengan lobter air laut. “Lobster air tawar ini pertama kali dikembangkan di Banyuwangi. Kami digandeng lewat CSR investor tambang emas PT. Bumi Suksesindo,” kata Sulhan (55), petani lobster air tawar, Selasa (2/5) siang.
Pria asal Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Pesanggaran ini menambahkan, budidaya lobster air tawar sangat mudah. Bahkan, biayanya murah. Pihaknya hanya menyiapkan kolam berukuran 3 meter x 1,5 meter, kedalamannya sekitar 30 cm. Kolam ini bisa ditaburi benih lobster hingga 100 ekor. Mudahnya lagi, pakan lobster air tawar hanya limbah dapur. Seperti, potongan sayur kangkung, bekas kulit kentang dan wortel. Ada juga keong dan siput yang dihancurkan. “Jadi, pakannya sangat murah. Tak perlu membeli,” kata Sulhan.
Sehari, lobster diberi pakan dua kali, pagi dan sore. Di atas permukaan kolam ditaburi lembaran daun ketapang. Tujuannya, membuat teduh. Sehingga, lobster tak kepanasan. Selain itu, di dalam kolam dibuatkan lubang pelindung, bahannya dari pipa paralon.
Menurut Sulhan, lobster air tawar bisa dipanen setelah dua bulan pascatabur benih. Satu kilogram bisa berisi hingga 10 hingga 15 ekor lobster. “Kalau lobster air laut, boleh ditangkap di atas ukuran 3 ons. Kalau lobster air tawar bebas, tak ada aturan. Karena kita kembangkan sendiri,” jelasnya.
Hal ini yang membuat nelayan setempat tertarik mengembangkan lobster air tawar ini. Apalagi, pemasarannya juga tak sulit. Lobster air tawar kata Sulhan juga minim hama. Perawatannya mudah. Syaratnya, ada gelembung udara di dalam kolam. Harga bibit lobster air tawar ini juga murah, hanya Rp 1000 per ekor. Ke depan, nelayan akan mengembangkan proses pembibitan indukan. Sehingga, tak perlu membeli bibit dari luar daerah. “Intinya, lobster air tawar ini lebih menguntungkan dan aman dari jeratan hukum,” pungkas Sulhan.
Sementara itu, Corporate Communication Manager PT BSI, T. Mufizar Mahmud mengatakan sementara ini baru ada 30 warga yang membudidayakan lobster air tawar. Ke depan, kata dia, akan terus ditambah warga yang mengembangkan peternakan lobster di pekarangan ini. “Jadi, kita berdayakan warga, dari petani dan nelayan mengembangkan lobster air tawar. Selama ini, nelayan dilarang menangkap lobster anakan di laut,” jelas pria asal Aceh tersebut. Pertama, pihaknya menyediakan 1800 ekor bibit lobster air tawar. (budi wiriyanto/balipost)
reezman