JAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya tiba-tiba mengeluarkan statemen yang aneh. Dia mengucapkan terima kasih kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. “Kemenhub sangat support kepentingan pariwisata dalam membangun akses, baik udara maupun laut! Luar biasa,” ujar Menpar Arief.
Memang, pasca Rakornas I tahun 2017 di Hotel Borobudur, Jakarta, Menpar Arief Yahya getol mencari seats capacity di airlines dan slots di airports. Sudah mendapatkan tambahan hampir 2 juta setahun, tetapi itupun masih kurang sekitar 2 juta lagi. “Karena itu kami masih roadshow untuk mendapatkan tambahan dari semua lini,” kata Arief Yahya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun fokus membangun sarana dan prasarana transportasi yang terintegasi untuk pariwisata. Kementerian yang dipimpin Budi Karya Sumadi itu mengedepankan program pembangunan infrastruktur khususnya aksesibilitas yang mendukung sektor pariwisata.
Sebagaimana disampaikan Menhub pada Rakernas II-2017 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Banjarmasin, 26 April 2017, dalam rangka mendukung pengembangan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan dan meningkatkan pendapatan nasional maka Kemenhub sebagai regulator di bidang transportasi menyiapkan prasarana dan sarana yang memadai.
”Pembangunan sarana dan prasarana ini juga untuk mewujudkan sistem transportasi yang efisien dan efektif,” ujar Menhub BKS, sapaan akrab Budi Karya Sumadi itu.Karenanya, Kemenhub akan terus melakukan perbaikan dengan mengarahkan kebijakan pengembangan aksesibilitas yang mengutamakan kemudahan akses dan kenyamanan serta keamanan. Kemudahan akses dapat tercapai dengan indikator berupa ketersediaan moda transportasi, kecukupan kapasitas dan keragaman moda transportasi yang tersedia.
Secara umum, ada empat kebijakan Kemenhub dalam mendukung pengembangan pariwisata. Pertama adalah mempercepat realisasi peningkatan infrastruktur pelabuhan dan bandar udara di daerah tujuan wisata, termasuk menyederhanakan perizinan kunjungan kapal pesiar atau cruise dan perahu pesiar atau yatch.
Kedua, Kemenhub mendorong perusahaan pelayaran dan perusahaan penerbangan nasional menyediakan pelayanan dari dan ke destinasi pariwisata. Ketiga, meningkatkan kerja sama penerbangan secara bilateral dengan negara sumber pasar wisatawan melalui bandara yang telah dibuka untuk ASEAN Open Sky
Yang terakhir adalah meningkatkan peran swasta dalam penyediaan angkutan wisata yang memenuhi standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan. ”Kenyamanan dan keamanan transportasi mempunyai indikator berupa tingkat kepuasan konsumen dan keselamatan perjalanan pengguna jasa transportasi,” sebutnya.
Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan, ada kebijakan khusus guna meningkatkan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Yang pertama adalah memberi kesempatan maskapai asing untuk meningkatkan frekuensi dari sumber wisman seperti Jepang, Australia, Taiwan, Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Belanda, Inggris , Malaysia, Korea Selatan, dan negara-negara Timur Tengah.
Untuk itu, Kemenhub memberi kemudahan akses bagi maskapai asing masuk ke daerah tujuan wisata di Indonesia, khususnya 10 Destinasi Pariwisata Prioritas. Selain itu, kata Agus, Kemenhub juga mempermudah pemberian flight approval untuk extra flight maskapai nasional dan asing pada saat peak seasons.
Bahkan Kemenhub menjanjikan insentif untuk mendongkrak frekuensi penerbangan. “Mengusahakan dukungan diskon pada bandara dengan demand rendah,” sebutnya.
Lebih lanjut Agus mengatakan, Kemenhub mengembangkan bandara-bandara terdekat dengan 10 daerah tujuan wisata unggulan. “Bandara-bandara yang terdekat dengan destinasi wisata dikembangkan agar lebih selamat, aman dan nyaman untuk menyambut penerbangan wisatawan,” ujar Agus. (kmb/balipost)