sekolah
Ketut Kertiasih, penyandang disabilitas di Dusun Kaja Kauh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan. (BP/sos)
SINGARAJA, BALIPOST.com- Sebagai penyandang disabilitas, semangat anak asal Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Komang Kertiasih (10) tak pernah padam. Meskipun tak bisa berjalan, ia tetap memiliki tekad besar untuk menempuh pendidikan. Guna sampai di sekolah, ia setiap hari digendong orang tuanya.

Kertiasih merupakan anak keempat dari Ketut Daka (57) dan Nyoman Bibit (54). Ia mengalami kelumpuhan dari bagian pusar hingga ke bawah.  Itu telah terjadi sejak baru lahir. Saat hendak beranjak dari tempat satu ke yang lain, ia terpaksa harus ngesot. Bahkan tak jarang menggelinding saat bermain bersama bocah lain di teras rumahnya.

Baca juga:  Pemerataan Fasilitas Sebelum Zonasi

Ditemui belum lama ini, Kertiasih tak didampingi orang tuanya lantaran tengah ngunuh padi. Saat itu terlihat keterbatasan fisik yang disandangnya tak membuatnya malu untuk berbaur. Dari wajahnya juga tak nampak raut sedih.  Justeru sangat binar. Itu berbalut dengan sikap ramahnya. “Sekarang hanya bermain dengan sepupu,” ucapnya.

Kerabat dekat Kertiasih, Gede Suharsana menuturkan dengan kekurangan yang dimiliki, semangat Kertiasih untuk mengenyam pendidikan cukup tinggi. Saat ke sekolah maupun pulang, orang tuanya yang hidupnya berada di garis kemiskinan selalu setia menggendongnya. Begitu juga dengan aktivitas lainnya, seperti makan, mandi dan berganti pakaian selalu didampingi. “Orang tuanya selalu mendampingi. Menggendong saat berangkat sekolah maupun pulang,” ujarnya.

Baca juga:  Terekam CCTV Embat Speaker Aktif, Warga Australia Diamankan

Fisik bocah siswa kelas II SDN 4 Sudaji ini sejatinya sudah sempat diperiksakan ke RSUP Sanglah pada 2013. Saat itu dokter mendiagnosa dirinya menderita perapuhan tulang. Orang tuanya pun tak bisa berbuat banyak menyikapi kondisi itu. Sebab, untuk urusan makan saja masih terkadang sulit. “Ayahnya setiap hari hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaan serabutan. Kadang juga keliling desa mencari pekerjaan,” sebutnya.

Supaya beban hidupnya lebih ringan, Suharsana berharap ada bantuan berupa kursi roda untuk Kertiasih. Klian Dusun Kaja Kauh, Nyoman Merta Masiada didampingi Kepala SDN 4 Sudaji, Nyoman Mertana menuturkan selain bersekolah, Kertiasih juga rajin membantu orang tuanya membuat canang.

Baca juga:  Tahun Ajaran Baru, Sekolah di Jembrana Masih Belajar Dengan Pola Daring

Sementara untuk kemampuan akademiknya tergolong baik. Hanya, saat ada ektra kurikuler, ia tidak bisa mengikuti. “Kami berusaha untuk mencarikan donatur baik dari pihak swasta atau pemerintah,” terangnya. (sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *