wisatawan
Sejumlah wisatawan sedang menikmati pemandangan dari puncak Gunung Batur. (BP/ina)
BANGLI, BALIPOST.com- Wisatawan yang datang untuk berwisata tracking ke Gunung Batur Kintamani saat dini hari cukup tinggi. Akan tetapi pada jam-jam tersebut pos pungut retribusi pariwisata yang ada di Kintamani justru masih tutup. Kondisi itu secara tidak langsung menyebabkan terjadinya kebocoran pendapatan karena banyak wisatawan lolos masuk ke Kintamani tanpa harus membayar retribusi.

Anggota Komisi III DPRD Bangli, Dewa Gede Oka, Kamis (4/5) mengungkapkan sebagaimana informasi yang didapatnya selama ini, wisatawan yang datang ke Kintamani saat dini hari untuk tujuan mendaki gunung setiap harinya cukup banyak. Saat dini hari para wisatawan tersebut bisa lolos masuk ke Kintamani begitu saja tanpa harus membayar karcis, lantaran pos pungut yang ada di beberapa titik di Kintamani masih kosong alias belum buka.

Baca juga:  Sejumlah Objek di Karangasem Jadi Lokasi Kunjungan Delegasi G20

“Pos pungut baru buka sekitar pukul 09.00. Sementara wisatawan yang mau mendaki sudah datang sekitar sekitar pukul 03.00 wita dini hari, jadinya kan banyak wisatawan yang lolos ke Kintamani tanpa bayar karcis,” ungkapnya.

Dewa Oka meminta potensi tersebut tidak diabaikan begitu saja oleh Pemkab Bangli. Untuk menangkap potensi tersebut sebagai pendapatan, kata Dewa Oka Pemkab Bangli harus memaksimalkan penjagaan pos pungut. Jika selama ini pos pungut baru mulai di buka pukul 09.00 wita pagi, maka kedepan pos pungut diharapkan bisa dibuka mulai dini hari sehingga potensi pendapatan tersebut tidak hilang atau sia-sia.

Baca juga:  Asisten Administrasi Umum Setda Bangli Tutup Usia

Bahkan untuk menekan potensi kebocoran politisi asal Banjar Serokadan, Desa Abuan, Susut ini mengharapkan agar Pemerintah bisa segera menerapkan tiket dengan sistem elektronik. Demikian juga petugas yang berjaga diharapkan bisa diganti Pemkab Bangli dari tenaga kontrak dengan tenaga ASN. “Kami mendorong pemerintah untuk menyikapi potensi ini. Karena sayang kalau dibiarkan potensi pendapatan dari kunjungan wisatawan saat dini hari untuk tracking ini cukup besar,” jelasnya. (dayu rina/balipost)

Baca juga:  BPR yang Bermasalah Bukan BAS Batubulan

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *