SINGARAJA, BALIPOST.com – Kasus salah pemberian obat yang dilakukan oleh tim medis di Puskesmas Buleleng Tiga, disikapi Wakil Bupati (Wabup) dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG. Dari klarifikasi yang dilakukan, kesalahan pemberian obat murni akibat miskomunikasi antara dokter dengan petugas yang memberikan obat kepada pasien.
Menurut Wabup, dokter puskemas sudah memberikan obat tetes mata, akan tetapi petugas di bagian farmasi membaca resep tersebut obat tetes telinga, katanya.
Atas kejadian ini, pihaknya sudah mengingatkan dokter dan petugas farmasi yang ditugaskan di Puskemas Buleleng Tiga, agar lebih cermat memberikan pelayanan, sehingga tidak terulang kasus serupa.
Selain itu, pihaknya juga menugaskan kepala puskesmas dan kepala dinas kesehatan untuk memantau dan memberikan perawatan optimal untuk pasien. “Kalau resep dokter sudah benar, tapi kebetulan saat itu petugas di farmasi itu diberikan tugas tambahan, sehingga untuk sementara digantikan oleh petugas bidan desa. Resep salah baca, sehingga pasien dapat obat tetes telinga. Ini menjadi catatan kita dan memang puskemas maish krisis apoteker dan ini menjadi perhatian serius ke depan,” jelasnya. (mudiarta/balipost)
Judul berita sama isinya kok tidak sinkron ya ? kalo dari penjelasan berita di atas saya rasa yang serahkan atau melayani resep bukan Apoteker