BANDUNG, BALIPOST.com – Nonton fashion show di hotel? Itu sih biasa. Lihat lenggak lenggok model di catwalk? Banyak dan ada di kota-kota besar. Tapi kalau fashion show di alam, dengan balutan hijau dan rimbunnya pepohonan di hutan konservasi, agendanya mungkin hanya ada di Bandung.

Yang tertarik, penasaran, ingin menyimak, silakan arahkan langkah ke Taman Hutan Raya Ir. Hj. Djuanda, Dago Pakar, Bandung, Sabtu (6/5). Akan ada fashion show unik yang digelar mahasiswa Manajemen Bisnis Konvensi & Event Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung, yang digelar di sana.

“Sabtu nanti ada ‘Rain Forest Festival’ di Taman Hutan Raya Ir. Hj. Djuanda, Dago Pakar, Bandung. Yang senang fashion show, trekking di hutan konservasi yang sejuk, silakan datang ke acara ini,” ajak Kepala STP NHI Bandung, Anang Sutono, Jumat (5/5).

Penyelenggara event ini adalah anak-anak muda kreatif. Seluruhnya dirancang anak-anak mahasiswa Manajemen Bisnis Konvensi & Event STP NHI Bandung. Meski masih mahasiswa, jangan keburu under estimate dulu. Anak-anak STP NHI Bandung dari dulu terkenal dengan lulusannya yang bagus, brand value-nya tinggi. Competence, contribution, dan communication nya pun sangat oke. Saking okenya, 40 persen lulusan STP NHI Bandung mampu bersaing di luar negeri.

Baca juga:  Kemenpar Aktifkan Pentahelix Promosikan Lombok

Tak heran, beberapa event kreatif yang telah diselenggarakan seperti Strereo 2013, Musik Taman 2014, Picnic for Charity 2015, dan Time Out pada 2016, acaranya sukses. Tak ada agenda yang sepi pengunjung.

Khusus di edisi 2017 ini, acaranya tetap mengacu pada standar global. Tema yang diangkat? Rustical Edgy. Ini merupakan simbol keberanian yang akan ditampilkan di tengah acara. Setelah itu, di acara utama, akan fashion show yang menampilkan hasil karya terbaik dari desainer muda Indonesia.

Bahkan label-label fashion yang sudah dikenal pun ikut dipertontonkan ke masyarakat. “Pembedanya masyarakat bisa menyaksikan peragaan busana di tengah teduhnya suasana hutan rindang. Ini menjadi momen berharga yang disajikan oleh Rain Forest Festival dan sayang untuk dilewatkan,” tambah Anang.

Baca juga:  Coffee Festival Toba 2017 Siap Memikat Penikmat Kopi Mancanegara

Di Taman Hutan Raya ini, pengunjung akan diajak merasakan sejuk dan tenangnya alam Bandung. Nah, bagi yang merindukan suasana bebas polusi, coba saja datang ke sini. Selain dikelilingi pepohonan pinus, di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda juga ada beberapa spot-spot menarik. Dari area bermain, goa, sampai air terjun, semuanya ada.

Yang suka selfie, hobi bikin vlog, bisa adventure ke Curug Dago, Batu Prasasti Kerajaan Thailand, Panggung Terbuka, Kolam PLTA Bangkok, Monumen Ir. H. Djuanda, Museum Mini Taman Hutan Raya, Taman Bermain, Goa Jepang, Goa Belanda, Curug Lalay, Curug Omas Maribaya, Panorama Alam Taman Hutan Raya, jogging Track ke Maribaya, dan Patahan Lembang. “Sangat pas untuk anak muda dan wisata keluarga,” papar Anang.

Bahkan tak hanya fashion show dan wisata alam saja yang disiapkan. Talkshow bersama Jovi Adhiguna Hunter, dipastikan siap menyapa. Sosok yang satu ini stylish abis! Dia juga terkenal sebagai vlogger fashionable. Di Instagram saja, followernya sudah mencapai 100 ribu orang. YouTube channelnya juga tak pernah sepi di klik netizen. Per channel, rata-rata diklik 250 ribu netizen.

Baca juga:  Lestarikan Budaya Papua, Kemenpar Dukung Festival Budaya Keerom Sasar Crossborder

“Yang diulas “Concept Creating” dalam dunia fashion. Jadi semua memang dipersiapkan dengan sangat matang. Yang penasaran, silakan datang ke Bandung. Nanti ada juga Food and Fashion Bazaar yang siap menyapa selama acara berlangsung,” sambung Anang.

Dan jangan takur bakal kehabisan biaya. Agenda Rain Forest Festival ini gratis untuk dikunjungi. Pengunjung hanya diminta untuk menregistrasikan diri di stp-bandung.info/RF3. “Catat tanggalnya dan jangan sampai terlewat!,” ucap Anang.

Kreativitas mahasiswa Manajemen Bisnis Konvensi & Event Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung itu mendapat pujian dari Menpar Arief Yahya. Dari kreativitas seperti itu, anak-anak muda tadi diyakini bisa menemukan model, menguji hasil-hasil kreativitasnya, sebelum dilepas di pasar yang penuh dengan persaingan bebas.

“Di sini inilah digodok, creative value-nya. Mereka dibina, ditata, agar siap, kuat, berani bersaing. Jadi, alam harus kita pertahankan dan budaya ditingkatkan,” kata Menpar Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *