JAKARTA, BALIPOST.com – Crossborder area atau daerah perbatasan terus dikembangkan Menpar Arief Yahya sebagai destinasi baru. Termasuk dengan negara tetangga Timor Leste. Bertempat di Lapangan PLBN Motamasin, Malaka, Kemenpar bekerjasama dengan pemerintah daerah menggelar konser bertajuk Wonderful Indonesia, Rai Malaka, 12 Mei 2017, mendatang.
Kepala Dinas Pariwisata Malaka Rofinus Bau mengatakan, acara ini digelar persis di dekat perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste. ”Kami targetkan menyebrang hingga 1000 orang, karena ini konser perdana dan kami siapkan artis yang mampu membuat mereka datang ke tanah air kita,” ujar Rofinus.
Rofinus memaparkan, konser nanti rencananya akan menghadirkan Maria G Klau, Aline dan Garis Suri. ”Masyarakat kita sudah siap dengan semua jualan, makanan, minuman, dan semua kebutuhan. Pasti terjadi transaksi hebat yang menguntungkan masyarakat Malaka,” kata Rofinus.
Malaka merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Belu. Rai artinya tanah, dan Malaka melepaskan diri dari Belu pada tahun 2013 yang lalu. ”Anggaran kami sedikit, namun dengan semangat Kemenpar dan pusat, maka kami dengan terbuka akan siap berkoordinasi untuk acara apapun dan skema apapun,” katanya.
Di hari-hari biasanya, banyak masyarakat di Timor Leste yang belanja kebutuhan dasar dan berwisata ke Malaka. ”Barang dan harga di Indonesia lebih murah dari Timor Leste, mereka lebih memilih berbelanja di negara kita, jadi perekonomian kita meningkat salah satunya karena faktor Border Tourism,” katanya.Lebih lanjut Rofinus mengatakan, ada satu pantai yang bersih dan seksi yang dimiliki Malaka yakni Pantai Motadikin. ”Indah sekali pantainya, hanya 11 KM dari perbatasan, tidak punya Timor Leste pantai seindah kita itu, airnya biru dan pasir putih. Bagus banget,” kata Rofinus bangga.
Pantai ini merupakan salah satu pantai yang berada di wilayah Selatan Kabupaten Belu atau di Malaka setelah pemkaran. Sebelum memasuki pantai ini wisatawan dapat menikmati bentangan tambak-tambak ikan.
Di tempat ini wisatawan dapat menikmati keindahan sunset dan bulan purnama. Pada bulan Januari – Maret ombak dipantai ini cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk berselancar. Di waktu senja dapat pula melihat pengunungan di Australia Selatan. ”Saat ini kami sedang fokus memperbaiki semua fasilitasnya,” katanya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti Kemenpar selalu menyampaikan apa yang diutarakan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Esthy mengatakan, perbatasan kini infrastrukturnya sudah sangat ciamik, dari semua pintu , jalanan hingga akses menuju kota Atambua sudah mendapatkan akses yang baik.
”Presiden Joko Widodo menekankan pembangunan di perbatasan, karena memang perbatasan adalah wajah Indonesia kita. Terus tingkatkan budaya dan atraksi di perbatasan, buat wisatawan nyaman menyambangi Indonesia,” kata Esthy. (kmb/balipost)