SOLO, BALIPOST.com – Bocah-bocah Generasi Pesona Indonesia (GenPI) makin aktif. Makin eksis. Makin kencang mengibarkan semua event pariwisata lewat jagad maya. Di saat Semarang Night Carnival (SNC) 2017 dan launching GenPI Sumsel berkibar di posisi nomor satu Twitterland, Solo Festival Gamelan (SFG) 2017 juga unjuk gigi. Festival gamelan yang digelar di Benteng Vastenburg Sabtu (6/5) malam itu menghasilkan irama yang indah di trending topic Twitterland.
“Apapun eventnya, dimanapun itu, pasti akan kami buat heboh. Ini supaya masyarakat yang tidak datang bisa tahu, bisa membayangkan, bisa merasakan langsung lewat hastag di sosial media mereka,” ucap Shafigh Pahlevi Lontoh, Koordinator GenPi Jateng, Senin (8/5).
Hasilnya? hastag #FestivalGamelan2017 juga ikut ngehits di Twitter & Instagram. Kibaran pesonanya, langsung bertengger di peringkat 6 Besar Trending Topic Indonesia. Dan hal itu terus berlangsung selama 6 jam. Rekaman foto, video, yang merekam keseruan acara, tak henti-hentinya dipasok ke dunia maya oleh bocah-bocah GenPi Jateng. Narasi singkat, yang memberi informasi komplit seputar Festival Gamelan, juga tak pernah kendor diposting.
“Memang Kota Solo The Spirit of Java. Buktinya acara ini dari awal sampai akhir penontonnya tak berkurang. #festivalgamelan2017,” cuit pemilik akun @JatengTwit.
“Pergelaran #FestivalGamelan2017 “Gangsa Ngarukunke Bangsa.” Kereen Abiis,” sambung pemilik akun @AgendaSolo.
“Murni gamelan biar generasi muda tambah cinta, Lur!,” timpal akun @semarangcoret.
Semua komentar bernada positif. Bernada informatif. Tak ada yang provokatif. “Kami yang tergabung di GenPI Jawa Tengah bangga akan kekompakan temen-temen komunitas ini. Apalagi teman-teman GenPi lain juga ikut berpartisipasi menggunakan tagar tersebut untuk di repost sehingga bisa menjadi pembicaraan banyak orang di medsos. Di GenPi, kami bukan berkompetisi. Yang kami lakukan justru berkolaborasi untuk mengangkat pariwisata berkibar hingga ujung dunia,” timpal Ariyanto, anggota GenPi Jateng.
Dia mengaku ikut mengunggah foto-foto penampilan dari 5 Kecamatan yang ada di kota Solo lengkap dengan penampilan komposer ternamaan Dwi Priyo yang membawakan gending Sigrak Sanggit, Akulah Indonesia dan Manunggal serta Lukas Danasmoro yang membawakan gending Nyanyian Negeri, Sangsakala dan Indonesia Jaya. “Beberapa lagu dipadukan dengan alat musik modern seperti terompet, biola dan perkusi. Ini memukau penonton audience di dunia nyata dan dunia maya, tak terkecuali Walikota Surakarta,” ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Surakarta, Sis Ismiyati, ikut angkat topi dengan semangat bocah-bocah GenPi tadi. Apresiasi tinggi langsung diberikan untuk GenPi Jateng dan GenPi-GenPi lain di Lombok Sumbawa, Jabar, Sumbar, Aceh, Jatim, Maluku serta Sumsel yang baru dilaunching akhir pekan silam. Terimakasih kawan-kawan GenPi. Partisipasi kawan-kawan di dunia maya sangat luar biasa. Gara-gara itu tema ‘Gangsa Ngerukunake Bangsa’ jadi bahan perbincangan netizen. Dari yang nggak tahu jadi faham. Yang tahu, jadi makin cinta. Tema yang diangkan adalah toleransi antar masyarakat melalui pendekatan budaya. Dan itu sukses dipromosikan dengan baik hingga seluruh pelosok negeri,” tutur Sis Ismiyati.
Pesan yang ingin disampaikan langsung mengena. Audience meresponnya dengan positif. “Pesannya tersampaikan. Bangsa kita sedang diuji dengan perbedaan. Harus kita perkuat rasa persatuan. Seperti seperangkat gamelan, meski berbeda-beda, jika dimainkan bersama bisa menghasilkan irama yang indah,” kata Ismi.
Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo juga ikut happy. “Setiap kelurahan yang ada di Surakarta akan diberi Slendro Pelok satu pangkon. Budaya ini harus kita lestarikan. Terima kasih sekali Untuk mas Lukas dan mas Priyo adalah komposer yang luar biasa. Terimakasih juga GenPi. Tahun depan kita adakan kembali yang lebih dahsyat lagi,” ucap Walikota Hadi Rudyatmo.
Aksi nyata GenPi juga ikut disimak Menpar Arief Yahya. Sejak dirancang, dibentuk, dan sekarang mulai menyebar ke 8 provinsi, bayangan Menteri asal Banyuwangi itu memang seperti ini. GenPi menjadi endorser. Ikut men-support aktivitas pariwisata di masing-masing wilayahnya. Ujung-ujungnya, mampu mempengaruhi publik untuk berwisata.
“Kawan-kawan GenPi punya networking yang luas. Kalau di Instagram, Facebook, Path, Twitter, Youtube, WA status –layanan terbaru WhatsApp, pasti akan mempengaruhi orang untuk berwisata karena sekarang eranya digital lifestyle. Teruskan sampai betul-betul mempengaruhi publik untuk berwisata. Salam Pesona Indonesia,” jelas Arief Yahya yang asli Banyuwangi itu. (kmb/balipost)