DARWIN, BALIPOST.com – Konsulat Jederal Indonesia di Darwin bekerjasama dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), dan Northern Territory (NT) mengelar menggelar Indonesia Fashion Extravaganza 2017. Pagelaran busana ini menghadirkan empat desainer, seperti Handy Hartono, Nita Seno Adji, Rudy Chandra, dan Defrico Audi.
Keempat desainer ternama di Indonesia itu akan menampilkan busana batik dan tenun bertempat di Parliament House, Darwin, Jumat (12/5).
Eurika Putri Aninditha, Ketua Asosiasi Wanita Konsulat Indonesia di Darwin, mengatakan Indonesia Fashion Extravaganza bertujuan mengenalkan kekayaan busana nusantara kepada masyarakat di NT. “Dengan adanya pagelaran ini kami berharap busana nusantara dapat dikenal masyarakat disini. Terlebih, masyarakat Darwin haus akan fashion,” ujarnya.
Menurutnya, tak sedikit dari masyarakat Australia, terutama Darwin datang ke Indonesia untuk membeli batik, tenun endek dan busana lokal lainnya. “Banyak yang datang ke Bali juga membeli busana khas disana, termasuk batik yang berasal dari provinsi lain namun dijual di Bali,” jelasnya.
Nita Seno Adji, desiner sekaligus Bendahara APPMI, menjelaskan pagelaran busana yang menampilkan 60 lebih busana nusantara akan menampilkan tenun batik Indonesia. Busana batik khas Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kudus merupakan salah satu kasanah budaya yang akan ditampilkan dalam pagelaran tersebut.
“Selain batik ada juga bordir asal kudus yang sudah turun temurun kami bangkitkan kembali. Bahkan, kami kombinasikan antara batik dan bordir,” ujarnya.
Nita berharap, busana nusantara tidak hanya ditampilkan dalam setiap even, namun juga ditawarkan pada pusat-pusat perbelanjaan. “Seperti halnya di Sidney saya liat ada toko yang menjual pakaian khas Thailand, kenapa kita tidak meniru hal itu. Desainer kita juga tidak kalah jauh dengan mereka,” tegasnya.
Konsul Indonesia untuk Darwin, Andre Omer Siregar mengaku tengah berupaya agar busana nusantara mendapat tempat di beberapa pusat perbelanjaan. Upaya ini untuk mendukung promosi busana khas Indonesia di Australia, terutama Darwin. “Kami juga mencoba menawarkan desain Indonesia ke department store yang ada sebagai media promosi juga,” pungkasnya. (Parwata/balipost)