BANGLI, BALIPOST.com – Kreatifitas sejumlah anak yang bersekolah di sekolah luar biasa (SLB) Kabupaten Bangli patut diacungi jempol. Pasalnya meski berkebutuhan khusus, siswa luar biasa tersebut bisa mengkreasikan kain endek agar tampak lebih menarik, yakni dengan menambahkan cairan prada pada motif kain endek. Bahkan dari kreasi tersebut, selembar kain endek yang rata-rata dijual Rp 200 ribu bisa memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Agung Anggreni, guru kerajinan SLB Kabupaten Bangli Jumat (12/5) mengungkapkan, kreasi kain endek prada ini sudah mulai dibuat oleh siswanya sejak sebulan terakhir. Ide untuk membuat kain endek berhias prada ini diakui Anggreni pertamakali didapatkannya di SLB dari salah seorang dosen ISI asal Tembuku.
Setelah melihat cara menghias kain endek dengan prada secara sepintas, ide tersebut kemudian diteruskan ke anak didiknya. “Jadi mulai buat kreasi endek prada sejak sebulanan terakhir,” ujarnya saat ditemui di stan pameran di Lapangan Kapten Mudita Bangli.
Anggreni mengatakan, untuk menghias kain endek, prada yang digunakan tidak jauh beda dengan prada yang dipakai untuk menghias kayu. Cara menghiasnya sangat sederhana yakni dengan menuangkan cairan prada yang ditempatkan dalam sebuah botol berujung lancip pada selembar kain endek yang telah dibentangkan pada meja. Layaknya membatik, cairan prada dipoleskan mengikuti motif tenunan kain endek. “Hiasan pradanya tidak mudah luntur walaupun dicuci. Kita sudah pernah coba buktikan,” kata Anggreni.
Diakui Anggreni, kain endek yang telah dihias prada memiliki nilai jual lebih tinggi. Jika biasanya selembar kain endek polos ukuran 2 meter 25 cm laku dijual Rp 225 ribu, namun setelah diberi hiasan prada nilai jualnya bisa menjadi Rp 300 ribu. Bahkan semakin rumit motif kain endek yang dihias, maka nilai jualnya pun bisa lebih tinggi.
Dikatakan juga bahwa tak hanya menghias, siswa di SLB Bangli juga bisa menenun kain endek sendiri. Selain kain lembaran, hiasan prada selama ini juga diaplikasikan oleh siswa SLB pada endek yang sudah dibentuk menjadi tas. (dayu rina/balipost)