DENPASAR, BALIPOST.com – Puluhan perahu pesiar atau yacht akan berlayar dari pelabuhan Fremantle, Perth, Australia ke Pelabuhan Benoa di Bali. Sebanyak 14 kapal yacht ikut nimbrung di Fremantle To Bali Ocean Classic yang didukung Kementerian Pariwisata. Semua kompak berpartisipasi pada race laut internasional terpanjang di Australia yang sudah berlangsung sejak 6 Mei 2017.
Deputi Pengembangan Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti turun langsung mengawal agenda ini. Hal yang wajar, mengingat Fremantle to Bali Ocean Classic menghubungkan pelabuhan bersejarah Fremantle di Australia dengan Pelabuhan Benoa di Bali-Indonesia. Ditambah lagi, even ini bisa menarik lebih banyak kapal layar atau yacht dan para pelaut internasional ke Tanah Air.
“Acara ini tentunya juga untuk mempromosikan pariwisata bahari dan meningkatkan citra pariwisata Indonesia di dunia. Ini juga bisa memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. Kami percaya bahwa lewat kerja sama saling menguntungkan ini akan menjadi salah satu kegiatan terkemuka di kalender kapal layar di kawasan Asia Tenggara,” ujar Esthy Reko Astuti, Jumat (12/5).
Lantas warna lomba seperti apa yang ingin diangkat di even bahari ini? Apa jurus pemikatnya?
Yang pertama, kelas perlombaan. Seluruh peserta bisa berkompetisi di dua kelas. Pilihannya, kapal pesiar balap yang bersaing di divisi IRC & PHS. Satunya lagi kapal reli yang bersaing di divisi Rally di bawah FSC Cruising Safety Recommendations.
“Finish untuk kedua kelas tersebut akan berakhir di Pelabuhan Benoa. Rencananya semua kapal pesiar akan tiba di Pelabuhan Benoa, Bali antara 12 hingga 17 Mei 2017,” ujarnya.
Poin kedua, ada 1400 mil yang bisa dijelajahi kapal layar dengan variasi cuaca yang berbeda-beda. Biasanya, area yang jauh dan faktor cuaca yang berubah-ubah amat disenangi pelayar dunia. Tantangannya dianggap bisa memicu adrenalin.
Izin masuknya juga sangat gampang. Pengurusan Visa dan CAIT-nya juga nggak bikin ribet. Dari paparan Esthy, nantinya tim dari Bea Cukai dan Imigrasi akan pro aktif menjemput bola. Semua yacht, akan diperiksai di Pelabuhan Benoa sebagai titik masuk pertama di Indonesia. “Nanti ada visa free sampai 30 hari. Dan Cruising Permits (CAIT) berlaku selama 12 bulan terakhir, sehingga para peserta bisa menikmati potensi bahari yang berada di Indonesia,” paparnya.
Setelah sandar di Pelabuhan Benoa, seluruh peserta akan disambut dengan Prize Presentation Dinner pada 20 Mei. Setelah itu, Kemenpar telah menyiapkan berbagai rangkaian acara seru salah satunya The Spice Island Rally yang akan dilaksanakan 21 Mei.
The Spice Island Rally merupakan pelayaran selama enam hari mengelilingi Bali dan beberapa Pulau Gili di Lombok. Saat berlayar, Kapal bebas untuk bepergian dan seterusnya melewati Kepulauan di Indonesia dengan pelayaran di luar Bali. Rencana perjalanan telah dipetakan secara rinci, dengan waktu pelayaran yang akurat, yang memungkinkan keluar dari Kupang dan masuk kembali ke Darwin Atau Broome.
“Direktur rally akan memandu semua kapal layar dari Benoa ke Dive Resort di pulau Menjangan yang terkenal di dunia, lalu ke Pantai Lovina, lalu ke sekitar Meno, Trewangan dan Aer (Lombok), lalu ke Lembongan dan kembali ke pelabuhan Benoa,” pungkas Esthy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik gelaran ini. Prediksinya, ini akan berdampak positif bagi Indonesia. Di wilayah Timur Indonesia seharusnya menjadi destinasi favourite para yachters ini. “Kelak kalau sudah banyak marina, tentu akan lebih sering lagi para yachter itu berwisata bahari di tanah air,” jelas Menpar Arief.
“Saya optimis para penggemar wisata yacht di Australia akan menarik minat berlayar ke Indonesia. Dan jangan lupa, dive dan snorkel sites top dunia ada di Indonesia. Di 2015 CNN pernah mengumumkan best snorkel sites nomor satu dunia ada di Raja Ampat. Nomor duanya Labuan Bajo dan di 2017 Dive Magazine juga ikut mengakui bahwa best favourite dive destination adalah Indonesia,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (kmb/balipost)