BANGLI, BALIPOST.com – Lima mata air menjadi satu dalam air terjun yang berlokasi di Banjar Undisan Kelod, Desa Undisan, Tembuku Bangli. Nama obyek wisata ini adalah Air Terjun Tangkup.
Mungkin masyarakat belum begitu familiar. Sebab, obyek ini relatif baru dioperasikan, tepatnya sekitar satu setengah tahun lalu.
Obyek wisata ini mulai ramai dikunjungi masyarakat lokal maupun mancanegara untuk berlibur sambil menikmati jernihnya air terjun yang jatuh kepermukaan tanah. Bagi warga lokal, mereka mengunjungi air terjun ini untuk melakukan penglukatan.
Menemukan air terjun yang berada di balik tebing batu yang curam tersebut, harus menempuh jarak yang lumayan jauh. Sekitar 2 kilometer dari jalan raya. Akses jalan menuju objek wisata tersebut juga masih melalui jalan setapak memakai rambat beton yang diameternya sekitar setengah meter sehingga hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
Jika menggunakan sepeda motor atau sepeda gunung, dibutuhkan waktu sekitar 15 menitan. Sementara kalau jalan kaki, perlu waktu sekitar 40 menitan dari jalan raya.
Penjaga Objek Wisata Air Terjun Tangkup, Banjar Undisan Kelod, Desa Undisan, Tembuku, Bangli, I Made Sunarta didampingi petugas lainnya I Wayan Gentos, Sabtu (13/5) mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penataan dan promosi untuk terus mengembangkan objek wisata ini ke depannya. “Obyek wisata ini masih tergolong baru,” sebutnya.
Sunarta mengatakan, semenjak dikembangkan, perlahan mulai ada pengunjung yang datang untuk berlibur menikmati keindahan objek wisata ini. Kata dia, selain pengunjung lokal yang datang berlibur, wisatawan mancanegara juga mulai banyak yang datang untuk menikmati keindahan air terjun dan tebing curam yang ada di sekitar air terjun.
“Jika dihitung setiap harinya, pengunjung yang datang sekitar 6-8 pengunjung. Sementara kalau hari besar seperti Galungan dan Kuningan pengunjung bisa mencapai ratusan perharinya,” jelas Sunarta.
Tarif masuknya pun lumayan terjangkau. Untuk tarif pengunjung lokal Rp 5.000. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara Rp 10.000 per orang.
Dijelaskannya, air terjun tersebut bersumber dari lima kelebutan (sumber mata air red). Lima sumber mata air tersebut yakni Kelebutan Kibul, Besi, Belatuk, Pasucian Betara Pucak Sari, dan Getar.
Ia mengungkapkan sebelum air terjun ini dijadikan obyek wisata, namanya adalah Air Terjun Belegiding Tangkup. “Jadi arti dari Belegiding ini tebing tinggi yang belig (licin, red),” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, objek wisata ini kini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Sebelum dikelola Pokdarwis, objek wisata ini dikelola oleh muda-mudi Banjar Undisan Kelod.
Lebih lanjut dikatakannya, dana yang diperoleh dari penjualan karcis digunakan membangun sarana penunjang, seperti pos jaga, toilet, dan kamar ganti bagi para pengunjung yang melakukan penglukatan. “Jika dana sudah mencukupi kita akan bangun toilet dan pos jaga yang permanen. Saat ini pos jaga masih terbuat dari bambu,” kata Sunarta.
Untuk akses jalan, ia berharap ada bantuan dari pemda untuk pelebaran. Dengan begitu, kendaraan roda empat bisa langsung menuju ke objek wisata ini. “Kita harap nantinya pemerintah bisa memberikan bantuan agar akses jalan bisa lebar lagi. Kalau jalannya bisa dilalui mobil, maka pengunjung akan lebih banyak yang datang ke sini.” (Eka Parananda/balipost)