perahu
Sejumlah perahu selerek nampak bersandar di sekitar PPN Pengambengan lantaran paceklik ikan. Sulitnya memperoleh tangkapan ikan dialami sudah setahun ini. (BP/olo)
NEGARA, BALIPOST.com- Paceklik tangkapan ikan kembali dialami para nelayan di Jembrana khususnya nelayan perahu purse seine atau Selerek. Ribuan orang yang bergantung pada tangkapan perahu ini harus pasrah setahun belum panen tangkapan ikan. Sejumlah pengusaha dan pengelola perahu mengungkapkan kondisi paceklik tersebut. Salah satu faktor penyebab paceklik ikan ini adalah cuaca.

Beberapa perahu Selerek tetap melaut untuk mencari posisi ikan, namun banyak yang tidak mendapat tangkapan ikan. “Mungkin ini sedang musimnya ditambah cuaca yang kurang bagus, memang sempat ada tangkapan ikan Tongkol tapi hanya dua minggu,” ujar  Kepala Desa Pengambengan, Samsul Anam dikonfirmasi Minggu (14/5).

Baca juga:  Rencananya Pelarian Jose ke Malaysia Dibantu Nelayan

Memasuki bulan Mei ini, menurutnya sudah genap setahun para nelayan di Pengambengan mengalami paceklik tangkapan ikan. Awalnya hanya jenis ikan Lemuru yang menjadi andalan para nelayan di Selat Bali. Namun, selama setahun ini tangkapan jenis ikan lain seperti layur dan tongkol juga turun drastis. Hal tersebut sangat dirasakan para nelayan, sehingga mereka mencari penghasilan dari sektor lain seperti pertukangan dan pertanian.

Kepala Koperasi Nelayan di Perancak, I Ketut Suastika Yasa, juga tak menampik kondisi paceklik tangkap ikan terutama nelayan perahu Selerek. Kondisi ini lebih dipicu karena cuaca yang tidak mendukung. Tetapi kendati kondisi paceklik, namun tidak mempengaruhi koperasi untuk nelayan. “Tetap berjalan, hanya saja memang paceklik setahun ini dialami nelayan,” tandas Suastika Yasa yang juga pemilik perahu selerek ini.

Baca juga:  Nelayan Kesulitan Peroleh Solar di SPBN Pengambengan

Kondisi paceklik ikan ini mempengaruhi produksi ikan hasil tangkap nelayan. Bukan saja para nelayan, sejumlah pabrik pengolahan ikan yang mengandalkan produksi tangkap ikan juga merasakan. Bahan ikan yang biasanya bisa dipasok dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, harus didatangkan dari daerah lain.

Sekedar diketahui, dari data yang dihimpun pada tahun 2015 lalu, produksi tangkap ikan mencapai 17 ribu ton. Turun hingga 50 persen pada tahun 2016 lalu. Para nelayan mulai mengalami paceklik sekitar bulan Mei 2016 lalu.

Baca juga:  Dari Mayat Pria NTT Ditemukan di Selokan hingga Dugaan Pemalsuan Dokumen Oknum DPRD Klungkung

Produksi tangkap ikan ini dihasilkan dari perahu tangkap Selerek. Selerek merupakan perahu tangkap tradisional dibawah 30 GT menggunakan jaring. Ratusan pasang perahu Selerek ini biasa ditemui di Pengambengan dan Muara Perancak. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *