MANGUPURA, BALIPOST.com – Permasalahan limbah yang mengalir dari saluran drainase di Jalan Gelora Samudra, Kuta belum tertangani. Padahal, kasus pencemaran limbah cair itu sudah muncul sejak dua tahun lalu.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung sudah beberapa kali turun ke lapangan, namun hal tersebut belum bisa menyelesaikan masalah. Dari pantauan, Minggu (14/5), cairan berwarna putih pekat masih mengalir dari gorong-gorong drainase. Namun, kemunculan cairan tersebut hanya saat-saat tertentu saja.
Ketua LPM Kuta Gusti Agung Made Agung ternyata sudah mengetahui permasalahan tersebut. Ia mengaku menerima laporan tersebut dari masyarakat dan wisatawan. Jika hal itu terus dibiarkan, pihaknya khawatir citra Kuta akan ternoda dan dicap sebagai destinasi wisata yang tidak peduli lingkungan. Sebab selain mencemari sungai, hal tersebut secara langsung juga merusak lingkungan yang ada di sekitarnya.
Agung mendesak instansi terkait secepatnya menyelesaikan permasalahan tersebut hingga tuntas. Apalagi, kasus pencemaran limbah itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun. “Kami berharap, saluran itu dicek secara total, sehingga jelas dari mana sumbernya. Setelah saluran itu ditutup, kami harap pelaku pencemaran lingkungan dikenakan sanksi yang tegas dan dibuatkan surat pernyataan tertulis,” ujarnya.
Agung menegaskan, masalah kebersihan dan lingkungan merupakan salah satu fokus program yang digalakkan LPM Kuta saat ini. Untuk itu, ia meminta sinergi dari dinas terkait untuk mendukung program tersebut.
Saat bulan bhakti gotong royong LPM Kuta, permasalahan limbah tersebut juga akan diatensi pihaknya dengan melakukan pengecekan dan penekanan pentingnya menjaga lingkungan. Terlebih, Kuta adalah salah satu destinasi wisata di Bali, tentu hal tersebut harus terjaga dengan baik. “Kami harap dinas terkait segera turun melakukan pendataan, supaya tidak saling menduga-duga. Tapi ada atau tidaknya dinas turun, kami nanti juga akan turun saat bulan bhakti gotong royong,” tegasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)