SINGARAJA, BALIPOST.com – Jalan menuju ke Pura Empelan di Dusun Antapura, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula putus. Badan jalan sepanjang sekitar 70 meter dan ketinggian sekitar sembilan meter putus diduga akibat gempa pada Senin (15/5) sekitar 07.35 wita.
Selain jalan, sebuah peligngih Padmasana di Kantor Perbekel Desa Tejakula juga rusak yang juga kemungkinan karena getaran gempa. Menyusul kejadian itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama aparat Desa Tejakula melakukan pemantauan dan mendata kerusakan akibat gempa.
Aparat juga mengumpulkan warga di Tejakula untuk waspada mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa susulan.
Data dari BMKG kekuatan gempa pertama kali terlacak 2,7 skala richter (SR). Gempa kembali terjadi dengan kekuatan 3,7 SR dan terakhir kekuatannya turun 3,2 SR.
Episenter gempa terpantau pada kordinat 8,09 LS dan 115,33 BT tepatnya di lokasi darat pada 21 KM Timur Laut Kabupaten Bangli dengan kedalaman 10 KM.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tejakula Ketut Artikayasa membenarkan di wilayahnya terjadi kerusakan akibat gempa bumi. Dia mengatakan, saat gempa terjadi warga pada saat itu ramai keluar rumah. Menyusul kondisi itu, pihaknya kemudian menerima laporan terkait jebolnya jalan menuju Pure Empelan di Dusun Antapura.
Setelah ditelusuri, jalan yang sebelumnya sudah pernah mengalami longsor pada Februari 2017 yang lalu itu tanahnya kembali amblas hingga jalan nyaris putus. Saat ini, jalan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat tidak dapat melintas smapai kerusakan jalan tersebut diperbaiki.
“Setelah kami dapat laporan dari kelian banjar dinas memang jalan itu putus dan dulunya sudah tergerus karena tanah longsor. Karena belum ditangani dan gempa tadi pagi (Senin 15/5) jalannya amblas dan warga sulit melintas,” katanya.
Selain badan jalan, lanjut Artikayasa kerusakan lain juga ditemukan akibat getaran gempa di Buleleng timur tersebut. Sebuah Padmasana di areal kantornya ditemukan rusak. Pada bagian atas Padmasana itu patah hingga betonnya remuk.
Sementara kerusakan gedung kantor atau rumah penduduk, sejauh ini belum diterima karena masih menunggu pendataan lebih lanjut. “Kalau kerusakan lain belum ada laporan dan kelian banjar maish mendata. Kejadian ini juga sudah kami sampaikan kepada BPBD Buleleng untuk mendapat penanganan lanjutan,” katanya.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur saat memimpin anak buahnya mendata kerusakan menuturkan, untuk sementara kerusakan rumah penduduk atau fasilitas umum (fasum) selain jalan dan padmasana itu belum ditemukan. Sambil melakukan pendataan, Subur meminta aparat desa untuk mengimbau warganya agar tetap waspada untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan.
“Warga sudah kita kumpulkan bersama aparat dan kami minta tetap waspada karena bisa saja terjadi gempa susulan. Masalah yang baru kami temukan hanya padmasana yang rusak dan kalau bangunan retak tidak ada. Kalau jalan itu mungkin karena getaran saat gempa jadi jalannya amblas,” jelasnya.
Menurut Subur, kerusakan jalan menuju Pura Empelan di Dusun Antapura itu dipastikan akan ditangani dalam waktu dekat ini. Pihaknya, akan memanfaatkan dana tanggap darurat yang sudah dialokasikan sebelumnya dalam APBD. Badan jalan akan dibangun lebih rendah dari posisi semula.
Hal ini mencegah kemungkinan badan jalan kembali longsor karena kondisinya di ketinggian dan berbatasan dengan sungai berair deras. “Sudah kami survei dan penanganan akan memanfaatkan dana di kabupaten. Untuk menghindari jalannya kembali amblas, nanti posisi jalan baru dibuat lebih rendah dari posisi semula,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)