TUBAN, BALIPOST.com – Siapa bilang pendekar hanya bisa berkelahi dan tawuran saja? Di Tuban, Jawa Timur, para jawara perguruan silat merintis usaha kerajinan tangan berbahan bambu ori yang banyak tumbuh di kawasan perbukitan kapur. Meski belajar otodidak, kerajinan yang dihasilkan bernilai seni tinggi sehingga banyak diburu masyarakat.
Para pendekar di Desa Guwo Terus, Kecamatan Montong ini berasal dari empat perguruan silat besar yang jaraknya saling berdekatan dan eksis menggelar latihan rutin. Empat perguruan itu adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), IKS Pi Kera Sakti, Margalluyu 151, dan Bunga Islam.
Tak hanya menjalin hubungan harmonis, para jawara ini juga bekerjasama merintis usaha kerajinan tangan. Memanfaatkan tanaman bambu ori yang banyak tumbuh di kawasan perbukitan kapur, mereka membuat kerajinan hias berupa rumah adat, tempat ibadah, dan aksesoris lain.
Meski belajar secara otodidak, hasil karya para pendekar silat ini tidak perlu diragukan. Miniatur rumah adatnya sangat mirip dengan bentuk aslinya. Setiap detil ruangan dibuat semirip mungkin dengan bangunan aslinya.
Untuk membuat sebuah miniatur rumah adat atau tempat ibadah, waktu yang dibutuhkan sekitar dua minggu. Namun untuk aksesoris hiasan rumah, seperti tempat tisu, tempat handphone, gantungan kunci, dan lain sebagainya, hanya membutuhkan dua hari.
Dikatakan salah satu pendekar silat, Kholik Yuliamin, pemesanan kerajinan berbahan bambu ori datang dari lokal Tuban dan beberapa daerah sekitar, seperti Lamongan dan Bojonegoro. Harga yang ditawarkan antara Rp 70.000 sampai Rp 1.500.000, tergantung bentuk, ukuran, dan tingkat kesulitan.
Miniatur berbahan bambu ori ini tidak hanya dibuat sesuai selera perajin. Pembeli juga bisa memesan miniatur idamannya hanya dengan menunjukan foto dari berbagai sudut. (kmb/surabayatv)