JEPARA, BALIPOST.com – Jawa Tengah memiliki banyak destinasi yang masuk dalam rencana besar. Sedikitnya ada 4 KSPN, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang diproyeksikan busa menyedot minat wisman. “Semua sedang kami garap dengan events internasional,” kata Menpar Arief Yahya.
Keempat KSPN itu antara lain: Borobudur-Magelang, Sangiran-Sragen, Dieng-Wonogiri Banjarmegara dan Karimunjawa-Jepara. Mulai wisata religi, budaya, heritage hingga alam tersedia di provinsi yang beribu kota di Semarang itu. “Jawa Tengah dan DIY itu kami gunakan istilah Joglosemar dengan ikon Borobudur,” jelas Menpar Arief.
Borobudur masih paling kuat namanya di dunia internasional. Borobudur bisa menjadi ikon utama. Presiden Joko Widodo melalui Menteri Pariwisata Arief Yahya telah memasukkan Borobudur sebagai satu dari 10 destinasi wisata prioritas.
Ini bukan berarti destinasi selain Borobudur tak tergarap. Salah satu contohnya adalah Karimunjawa di Kabupaten Jepara. Sekitar 3 jam dengan kapal dari Jepara di lepas Laut Jawa.
Karimunjawa merupakan sebuah kecamatan di Laut Jawa yang terdiri dari 27 pulau. Pulau-pulau di Karimunjawa dikelilingi pasir putih dengan lautan biru menghampar.
Karimunjawa juga punya spot bagus untuk snorkling dan diving. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sering mensupport event di Karimunjawa yang dimaksudkan untuk mengundang wisatawan. Terakhir Jazz di Karimunjawa,” tuturnya.
Pada 8 Mei lalu, Kemenpar bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian BUMN menggelar pertemuan di Jakarta. Tujuannya adalah membahas amenitas di Karimunjawa masih masih jauh dari ideal.
Kelompok Kerja (Pokja) Destinasi Prioritas Kemenpar juga dilibatkan pada pertemuan itu. Tim Borubudur pada Pokja Destinasi Prioritas Kemenpar mengusulkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Karimunjawa.
“Tim Borobudur mengusulkan pembangunan toilet dan sarana penunjang lainnya di Karimunjawa. Bagaimanapun Karimunjawa sudah masuk dalam kawasan taman nasional,” ujar Larasati selaku person in charge (PIC) Borobudur.
Apalagi kini akses ke Jogja, Solo dan Semarang atau yang dikenal dengan Joglosemar juga semakin baik. Bahkan Solo-Semarang bakal segera tersambung jalan tol.
Laras juga melaporkan, pengerjaan jalan tol Semarang-Solo seksi III atau ruas Bawen-Salatiga dipastikan tuntas akhir Mei 2017. “Rencananya awal Juni akan resmi beroperasi dan dapat digunakan pada masa mudik Lebaran,” tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jateng juga berencana mengembangkan ecotourism di Karimunjawa. Fasilitas yang akan dibangun antara lain gardu pandang.
Pembangunan gardu pandang akan menelan biaya Rp 3,35 miliar yang dananya diambil dari dana alokasi khusus (DAK) pusat. Dari gardu pandang itu, nantinya pengunjung bisa menikmati panorama dari atas dengan pandangan 360 derajat.
Fasilitas lain yang akan dibangun adalah dermaga yacht dan bengkel khusus kapal. Selain itu juga akan ada penataan sistem listrik, fasilitas air bersih, serta pengelolaan sampah dengan membuat bank sampah.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Jateng Prambudi Trajutrisno, konsep ecotourism untuk mengembangkan Karimunjawa sudah melalui proses studi. “Pelan-pelan akan dibenahi. Mulai dari akses, amenitas, hingga atraksi. Konsep pengembangannya terkait pelestarian lingkungan dan sifatnya bukan mass tourism,” katanya.
Prambudi menjelaskan, akses ke Karimunjawa juga semakin beragam. Bisa dijangkau dari Semarang, Kendal dan Jepara. Wisatawan yang berangkat dari Semarang bisa menggunakan kapal laut maupun pesawat terbang.
Sedangkan untuk kendala cuaca saat ombak tinggi, kini sudah bisa diatasi dengan dioperasikannya kapal Pelni. ”Nantinya akan dibangun dermaga yang bisa disinggahi kapal berukuran besar sehingga Karimunjawa bisa dikunjungi sepanjang tahun,” sebutnya.
Karimunjawa juga sudah punya event yang cukup beken. Namanya Sail Karimunjawa.
Selain itu, masyarakatnya juga semakin sadar dengan pariwisata. Karenanya di Karimunjawa sudah ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). ”Untuk Pokdarwis di sana sudah mulai sadar wisata. Namun terkait Sapta Pesona masih perlu didorong lagi,” ujarnya. (kmb/balipost)