BELITUNG, BALIPOST.com – Masyarakat di sekitar Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung semakin sadar wisata. Mereka pun makin bersemangat mengasah kemampuan diri demi meladeni wisatawan.
“Ingat, jika ingin menjadi global player, gunakan global standart!” pesan Menpar Arief Yahya ke semua destinasi prioritas yang disebut dengan 10 Bali Baru itu.
Sebagai atraksi, Belitung sudah punya madal dengan alam yang indah. Pantai pasir putih, baru-batu besar yang bentuknya unik, laut yang jernih dan adat istiadat masyarakat yang mendukung ekosistem kepariwisataan. “Daya dukung SDM nya juga harus ditingkatkan,” jelas Arief Yahya.
Mulai 28 April lalu, para pemuda dan pemudi di Kecamatan Kelapa Kampit di Belitung Timur ikut dalam pelatihan Bahasa Inggris. Program yang berlangsung selama sebulan itu merupakan hasil kerja sama Karang Taruna Kecamatan Kelapa Kampit dengan Youth Center for ASEAN Community.
“Program ini dimaksudkan untuk mendukung pariwisata di kawasan cagar alam geologi Gunong Kik Karak, Belitung Timur,” ujar Larasati selaku person in charge (PIC) Tanjung Kelayang pada Pokja 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Selain itu, pengembangan wisata di Belitung juga mendapat dukungan dari perbankan nasional. Misalnya, BCA pada 3-5 Mei lalu mengirim tim tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) ke komunitas-komunitas pendukung geopark.
Kemenpar memang sedang berupaya meloloskan Belitung ke dalam daftar UNESCO Global Geopakrs. Karenanya, BCA akan menggunakan sebagian dana tangung jawab sosialnya untuk pelatihan-pelatihan bagi komunitas agar maju dan mandiri.
“Selain pelatihan, CSR BCA juga digunakan untuk sarana dan prasarana di geosite yang menjadi objek wisata,” sambung Laras.
Upaya meloloskan Belitung ke dalam daftar geopark UNESCO juga sudah mulai dilakukan di mancanegara. Pada 8-12 Mei lalu, Badan Pengelola Geopark Belitung mengikuti Langkawi Conference di Malaysia. “Kegiatan itu juga dalam rangka memperkenalkan geopark Pulau Belitung,” sambung Laras.
Selain itu, ada juga BNI yang memperluas jangkauan ke pelaku-pelaku usaha di desa wisata di Belitung. Pada 29 April lalu BNI menggelar pertemuan dengan pelaku usaha desa wisata se-Belitung.
“Pertemuan itu untuk membahas akses pelaku usaha ke lembaga keuangan,” katanya.
Laras menambahkan, pihaknya juga mengusulkan adanya penyediaan toilet di kawasan hutan konservasi. Usulannya, perlu ada toilet beserta sarana dan prasarana lainnya di Bukit Peramun, Ebesatu, Gunung Tajam, dan Pantai Gusong Bugis yang merupakan bagian dari hutan masyarakat. “Usul ini dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata bidang amenitas,” pungkasnya. (kmb/balipost)