petani
Seorang petani di Subak Lagaan sedang merawat tanaman padinya yang baru tumbuh. (BP/dok)
BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah petani di Subak Lagaan Banjar Tegal Kelurahan Bebalang Bangli mengeluhkan banyaknya populasi yuyu atau kepiting sawah yang hidup di lahan pertanian subak setempat. Keberadaan yuyu ini dikeluhkan petani lantaran mengakibatkan batang padi yang baru beberapa minggu ditanam rusak hingga mati.

Salah seorang petani Jero Mangku Mudiana saat ditemui Rabu (17/5) menuturkan, populasi yuyu yang hidup di lahan sawah di Subak Lagaan sangat banyak. Meski sejatinya sudah ada sejak lama, namun serangan yuyu mulai mengganas sejak empat tahun terakhir.

Dikatakan Mangku Mudiana, yuyu yang biasanya muncul pada malam hari biasanya menyerang tanaman padi dengan cara memotong batang padi yang baru tumbuh dengan capitnya hingga patah. Kondisi tersebut secara otomatis akan mengakibatkan batang padi yang diserang menjadi mati. Banyaknya populasi yuyu di lahan sawah Subak Lagaan menurutnya dipengaruhi akibat pembetonan saluran irigasi yang membuat yuyu kehilangan tempat untuk hidup dan bersarang.

Baca juga:  Pimpin Apel Disiplin, Koster Komitmen Wujudkan Pemerintahan Yang Bersih

Untuk membasmi serangan yuyu tersebut, sejumlah petani di Subak Lagaan, kata Mangku Mudiana, selama ini sudah melakukan beberapa upaya. Beberapa petani ada yang menanggulanginya dengan cara memungutnya langsung dan ada juga yang menyemprotnya menggunakan obat khusus.

Akan tetapi meski upaya tersebut sudah dilakukan sejumlah petani, tetap saja populasi yuyu yang hidup di lahan subak setempat masih banyak. “Dulu sudah pernah disampaikan ke dinas, cuma disuruh nyemprot saja pakai desis (obat pembasmi yuyu),” terangnya.

Baca juga:  Seperti Ini Rapid Test Mandiri di Gilimanuk

Selain mengeluhkan serangan yuyu, sejumlah petani di Subak Lagaan yang lokasinya berada di dekat Tukad melangit juga masih dibuat pusing dengan banyaknya kawanan kera yang kerap merusak areal pertanian warga. Biasanya kawanan kera yang hidup di areal Tukad Melangit akan datang bergerombol saat tanaman padi sudah berbulir.

Sementara itu Kadis Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli Wayan Sukartana saat dikonfirmasi terkait banyaknya serangan hama yuyu di Subak Lagaan siang kemarin mengaku akan segera menurunkan tim pengamat hama ke subak setempat.

Baca juga:  Tahun Depan, Buleleng Anggarkan Rp 23 Miliar untuk Pertanian

Sukartana yang didampingi Kasi Perlindungan Wayan Sentana menjelaskan bahwa untuk mengatasi serangan yuyu petani bisa melakukan upaya pengendalian dengan cara manual yakni dengan membongkar sarang dan memungutnya langsung. Agar yuyu yang bersembunyi di tanah keluar, petani bisa memancingnya dengan umpan yakni berupa sisa-sisa makanan. Upaya pengendalian akan bisa mendapatkan hasil maksimal, jika pengendaliannya dilakukan dengan serentak atau bersamaan.

Menurut Sukartana penanggulangan serangan yuyu dengan pestisida tidak cocok diterapkan mengingat kulit yuyu cukup tebal sehinga tidak efektif jika disemprot dengan pestisida. Disamping itu penggunaan pestisida untuk penanggulangan serangan yuyu juga dapat berpengaruh buruk terhadap lingkungan. (dayu rina/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *