SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng menjamin dalam APBD Perubahan tahun ini mengalokasikan anggaran untuk perbaikan plafon tiga ruang kelas di SDN 1 Panji, Kecamatan Sukasada. Selain memperbaiki plafon, usulan pembuatan kamar mandi dan WC di sekolah tersebut akan disetujui.
Sebelumnya, tiga ruang kelas plafonnya membayakan keselamatan siswa. kondisi terparah terjadi pada ruang kelas III dimana plafon dari kalsibot terlepas dari rangka aluminium. Sementara dua ruang kelas lagi plafonnya juga mulai terlepas. Atas kondisi ini, pihak sekolah terpaksa tetap menggunakan ruang kelas tersebut karena tidak ada ruang kelas cadangan untuk memindahkan siswa.
Kepastian perbaikan plafon itu diungkapkan Kepala Disdikpora Gede Suyasa saat meninjau kondisi tiga ruang kelas di SDN 1 Panji Kamis (18/5). Suyasa ditemani Kepala SDN 1 Panji Ni Made Wiryani. Saat meninjau Suyasa langsung mengajak pihak konsultan perencana untuk menghitung keperluan dana yang diperlukan.
Dari peninjauan dan pengukuran volume, untuk memperbaiki plafon dan membuat empat kamar mandi dan WC, menghabiskan anggaran sebesar Rp 38 juta. Mengetahui hasil penghitungan itu, Suyasa langsung memastikan perbaikan plafond dan pembuatan kamar mandi dan WC dialokasikan dalam APBD perubahan 2017.
Untuk menghindari kesemalatan siswa, untuk sementara pihak sekolah diperintahkan untuk melepas plafon dari rangkanya. Selain itu, lokasi yang akan dibangun kamar mandi dan WC itu diminta agar dipindahkan, sehingga setelah dana cair pembangunan bisa segara dilakukan. “Setelah kami hitung bersama konsultan rupanya dana yang diperlukan tidak sampai Rp 50 juta dan itu kami pastikan dalam perubahan ini kerusakan ruang kelas ini akan ditangani. Saya juga minta plafon yang sudah dilepas dan tempat membuat WC dan kamar mandi diebrsihkan saja dan ongkosnya bisa menggunakan dana BOS,” katanya.
Di sisi lain Suyasa mengatakan, secara umur bangunan harusnya plafon tersebut belum sampai rusak. Akan tetapi karena diduga konstruksi rangka kurang optimal, sehingga plafonnya mudah terlepas dari rangka aluminium. Kondisi rangka aluminium itu ditemukan kurang rapat dan pemasangan kalsibotnya kurang kuat, sehingga tidak mampu menahan beban berat hingga jebol.
Untuk itu, dalam perbaikan yang akan datang ini, pihaknya meminta sekolah mengawasi dengan baik agar konstruksi rangkanya ditingkatkan, sehingga plafonnya tahan dan tidak mudah lepas seperti kejadian yang sekarang ini. “Rangkanya terlalu longgar dan baut kalsibotnya terlalu jarang, sehingga kemungkinan tidak kuat menahan beban hingga jebol. Kami minta sekolah nanti mengawasi dan konstruksinya dirubah agar lebih kuat, sehingga plafonnya tahan lama,” jelas Suyasa. (mudiarta/balipost)