DENPASAR, BALIPOST.com – Pemandu wisata Bali harus punya nilai lebih dibandingkan pemadu lainnya. Salah satunya memahami tentang bagaimana konsep pariwisata budaya yang di Bali berbasis agama.
Bagaimana pun juga kebudayaan Bali rohnya adalah agama. “Jadi kalau kita tidak memahami dengan baik dan secara holistik tentang bagaimana filosofi agama memberikan jiwa kepada kebudayaan Bali, saya kira apa yang disampaikan nanti para pemandu wisata itu hanya bagian fisik dari kebudayan Bali itu sendiri,” kata Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si., Jumat (19/5).
Ia berharap pendalaman seperti ini akan menjadi kegiatan yang berkelanjutan karena tidak mudah memahami kebudayan Bali dalam waktu yang sangat singkat. Pihaknya mencoba mengeksploitasi berbagai sumber pengetahuan yang ada, baik itu secara arkeologi, antropologi dan tradisi agama.
Oleh karena itu perlu didatangkan pakar-pakar yang tidak hanya ahli pariwisata, tapi juga pakar filsafat kebudayaan. Dengan demikian nantinya bisa memberikan substansi yang lebih kepada calon pemandu wisata yang sedang menempuh pendidikan.
“Seperti di IHDN, khususnya mahasiswa Prodi Pariwisata Budaya harus punya keunggulan yang spesifik. Kita miliki pariwisata budaya yang ada plusnya yaitu ada agamanya. Spirit pariwisata budaya ada di agama, Bagaimana sebenarnya memahami Bali dalam konteks budaya dan agama. Jadi itu keunggulan di kami,” ungkapnya.
“Jangan sampai guide di Bali hanya mampu memberikan penjelasan obyek wisata karena tidak memiliki dasar filosofi dan kosmologi yang jelas. Kita sejak Bali kuno memiliki akar kebudayan yang kuat terkait kehidupan masyarakat Bali,” ungkap Prof. Duija. (Kerta Negara/balipost)