GUNUNGKIDUL, BALIPOST.com – Sudah semua provinsi di Indonesia mengirimkan wakilnya belajar di desa wisata ini. Sejumlah kementerian juga datang belajar ke sini. Misalnya, Kamis (18/5) rombongan dua bus besar dari Kementerian Keuangan memadati Pendopo Balai Desa ini. Di hari-hari lain rombongan yang dikirim kementerian lain datang ke sini pula.

Inilah Desa Wisata Bleberan dengan Obyek Wisata unggulan Sri Gethuk. Desa ini berada di Kecamatan Playen, Gunungkidul. Berjarak sekitar 25 km dari Kota Jogja. Jalan aspal mulus melintas di desa ini. Lokasi ini bisa ditempuh dari jalur Jogja – Piyungan – Patuk – Gading – Bleberan atau lewat jalur Jogja – Imogiri – Bleberan.

“Desa Wisata Bleberan sebenarnya adalah Desa Wisata Alam dengan Air Terjun Sri Gethuk  sebagai ikonnya. Pengelolaan wisatanya dikelola dalam manajemen Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ini sudah ada sejak 2007 saat yang lain belum mengenal BUMDes,” ujar Ketua Pengelola Desa Wisata Bleberan Tri Harjono.

Keberhasilan model pengelolaan pariwisata lewat BUMDes ini lantas menjadi model bagi daerah lain. Rombongan perangkat desa, sekolah, instansi pemerintah berduyun-duyun datang ke sini untuk belajar. Sebenarnya BUMDes tidak hanya mengelola pariwisata. Pariwisata hanya salah satu bidang garapan BUMDes. Bidang lainnya adalah Simpan Pinjam dan Air Bersih. “Lewat BUMDes ini terjadi peningkatan PAD Desa. Untuk tahun 2016 lalu, PAD Desa dari BUMDes sebesar Rp 250 juta,” tambah Kepala Desa Bleberan 1996-2014 ini.

Baca juga:  Yuk! Wisata ke Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta

Kedatangan tamu ini, seringkali tak cukup dalam sehari. Mereka harus bermalam untuk melanjutkan kegiatan di hari berikutnya. Peluang ini ditangkap pengelola dengan menyediakan penginapan berupa homestay. Rumah warga yang memenuhi standar didata untuk menerima tamu. Saat ini tercatat 15 homestay di Bleberan ini. Kamar dan ruang tamu rumah yang dijadikan homestay umumnya besar-besar. Sehingga satu homestay bisa memuat lebih banyak tamu.

Homestay Bonang milik Pak Mugiyono misalnya. Punya gazebo ruang tamu yang luas di depan rumah. Di depan homestay ada sawah tadah hujan. Di belakang sisi kanan juga ada sawah. Di teras belakang menghadap sawah ini, para tamu sering menjemur pakaian yang dicucinya. Ruang dalam rumahnya pun sangat luas. Juga ruang TV di depan 3 kamar yang biasa disewakan.

“Kalau rombongan dinas bisa muat 10 orang. Tapi kalau rombongan anak sekolah atau mahasiswa bisa lebih banyak. 20 anak pun masuk. Karena mereka bisa tidur di ruang teve atau ruang tamu dalam,” kata Oki Basirudin, Tim Promosi Desa Wisata Bleberan yang mengantar berkeliling ke homestay-homestay di desa ini, Kamis (18/5).

Ruangan besar juga terlihat di Homestay Mbak Simoek. Teras depan berupa Pendopo berukuran sekira 6×8 meter. Di halaman depan ada lapangan badminton dan kolam ikan. Di samping rumah ada tanaman jati dan pisang. Ruang tamu di dalam tertata dua set kursi tamu kuno. Ada 4 kamar tidur. Satu kamar tidur dengan kamar mandi dalam dan berpendingin udara. “Tapi, kamar ber-AC ini khusus untuk anaknya kalau pulang dari Bogor,” jelas Oki.

Baca juga:  BCF VII, Aston Denpasar Raih Kemenangan di Sejumlah Kategori

Pengelola Desa Wisata Bleberan menyediakan berbagai atraksi bagi para tamunya. Selain permainan air di obyek utama Air Terjun Sri Gethuk, ada berbagai paket lainnya. Di desa wisata ini tamu bisa belajar pengelolaan BUMDes, manajemen koperasi,  manajemen desa wisata, batik topeng, membuat thiwul maupun berkebun. Pertanian di kawasan ini mendapat asistensi dari sebuah Yayasan dari Korea Selatan, Saemaul Undong. Ada orang Korea yang menetap di desa ini selama setahun ini.

Pengelola menetapkan paket live in dengan tarif Rp 390 ribu/pax minimal 20 pax. Harga paket 2D1N (dua hari satu malam) ini mendapat fasilitas beaya masuk Obyek Wisata, homestay satu malam, makan 3x, snack 2x, welcome drink, sound system, live wayang kulit dengan pemain gamelan full (4 jam), live jathilan, belajar musik gamelan, belajar memainkan wayang, wisata situs purbakala, pemandu, body rafting, pelampung, live bambu gila, dokumentasi, Wisata air terjun Sri Gethuk.

Baca juga:  Usai MATTA Fair, Kemenpar Ikut "Wonderful Indonesia Travel Fair" di Malaysia

Ada pula berbagai paket kecil misalnya Paket Body Rafting saja. Paket Outbond saja. Paket Makrab atau paket Edukasi. Paket Body Rafting Rp 50 ribu/pax dengan kapasitas tiket masuk, pemandu, naik perahu, sewa pelampung, body rafting dan asuransi serta jemputan shuttle. Ini karena jarak Air Terjun Sri Gethuk dengan lokasi homestay atau Pendopo Balai Desa Bleberan sejauh 5 km. Jadi wisatawan bisa diantar jemput ke dan dari lokasi.

Paket Outbond atau Meeting di dalam Goa senilai Rp 50 ribu/pax. Fasilitas ice breaking, game team building, mentality, fasilitator dan dokumentasi. “Harga-harga bisa berubah menyesuaikan jumlah peserta dan request khusus wisatawan,” tambah Oki Basirudin.

Menteri Pariwisata memberi jempol dua buat Desa Wisata Bleberan dengan Obyek Wisata unggulan Sri Gethuk itu. “Semakin banyak desa yang kompak mengelola destinasinya, semakin maju ekonomi warganya, semakin sejahtera masyatakatnya. Investasi di pariwisata itu berdampak karambol ekonomi hingga 170%,” puji Arief.

Desa-desa yang berhasrat mengembangkan wisatanya juga bisa belajar dari Bleberan. Baik manajemen destinasi, sampai penataan kawasan yang berprinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. “Benchmark itu cara yang paling cepat untuk maju, silakan belajar dari yang sudah maju,” ungkap Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *