TABANAN, BALIPOST.com – Bulan puasa tinggal menghitung hari. Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, bahan pokok dan bumbu dapur mengalami kenaikan. Mengantisipasi hal ini, pedagang mulai menyetok barang dagangan yang tidak cepat rusak. Untuk bumbu dapur yang distok adalah bawang putih. Langkah ini diambil mengingat pemasok barang dagangan yang kebanyakan berasal dari Jawa mulai pulang kampung atau mengambil libur menyambut bulan puasa.
Salah satu pedagang sembako dan bumbu dapur di pasar Tabanan, Nengah Sulasih mengatakan kenaikan harga sudah mulai terjadi saat ini meski tidak banyak. Tetapi diprediksikan jelang bulan puasa dengan menipisnya stok dipasaran harga bisa melonjak tajam. ‘’Sekarang saja pemasok barang yang biasa ke sini bilang mau pulang kampung. Karenanya saya memesan barang lebih banyak dari biasanya,’’ jelasnya.
Untuk bumbu dapur yang ia pesan dua kali lipatnya adalah bawang putih. Sebab, cuma bumbu dapur ini saja yang bisa bertahan saat disimpan dalam waktu cukup lama. Selain bawang putih, Sulastri juga memesan ikan teri berbagai macam jenis. Harga ikan teri naik sekitar Rp 5000 per jenisnya. Harga termahal adalah Rp 90 ribu per kilogram dan paling murah Rp 50 ribu per kilogram. Meski harga naik, namun Sulastri memilih untuk tetap memesan dalam rangka mengantisipasi kekosongan stok saat jelang puasa nanti. “Ikan teri pasokan dari Jawa ini sudah naik awal minggu ini. Informasinya karena aktivitas nelayan di Jawa menurun menjelang awal puasa,” ujarnya.
Pedagang lain, Ngurah Putra memaparkan hal yang sama. Menurutnya kenaikan harga mulai terjadi. Contohnya untuk bawang putih saat ini harganya menyentuh Rp 45 ribu dari harga Rp 30 ribu. Bawang merah masih dikisaran Rp 25 ribu per kilogram. Selain bumbu dapur sayur-sayuran jenis kocai naik dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 26 ribu per kilogram. Begitu pula sayur paprika naik dari Rp 60 ribu perkilogram menjadi Rp 80.000 dan selada dari Rp 30.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg.
Naiknya harga sayur ini menurut Putra karena produksi ditingkat petani mengalami penurunan. Adapun daerah di Bali yang menjadi daerah produksi sayur adalah Baturiti Tabanan dan Kintamani Bangli. Lonjakan harga ini diprediksi akan terjadi selama satu bulan ke depan, mengingat pola yang sama selalu terjadi di tahun-tahun sebelumnya jelang bulan puasa.(wira sanjiwani/balipost)