tradisi
Krama Desa Adat Munggu melaksanakan tradisi Ngeredeg (makotek) di Desa Adat Munggu, Badung. Tradisi mekotek akan ditampilkan Kabupaten Badung dalam Pesta Kesenian Bali 2017. (BP/eka)
MANGUPURA, BALIPOST.com- Mekotek salah satu tradisi tolak bala dari Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung, akan di tampilkan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) 2017. Mekotek merupakan warisan leluhur yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali pada Sabtu Kliwon Kuningan tepat di hari raya Kuningan.

Kepala Dinas Kebudayaan  Kabupaten Badung, Ida Bagus Anom Bhasma, mengatakan kesenian  mekotekan atau ngerebek ini telah diakui sebagai warisan budaya tak benda. “Ke depan tradisi mekotekan akan didaftarkan ke UNESCO. Kali ini kami tampilkan di PKB agar masyarakat tahu kesenian ini ada di Badung,” ungkap Anom Bhasma, Senin (22/5).

Baca juga:  Kabar Duka Kembali Dilaporkan Bali, Kasus COVID-19 Juga Masih di Atas 100 Orang

Menurutnya, pihaknya akan melibatkan ratusan seniman pesta budaya tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bali di Ardha Candra Art Center, Denpasar. “Kalau dihitung sekitar 500 seniman baik seniman tari mapun karawitan. Sebab, even budaya ini akan dilaksankan selama sebulan penuh,jadi banyak kesenian yang akan kita tampilkan,” ungkapnya.

Dikatakan, persiapan Kabupaten Badung untuk ikut dalam pesta kesenian yang akan digelar pada tanggal 10 Juni hingga 8 Juli 2017 terus dilakukan. “Selain menampilkan tradisi Mekotekan, kami juga akan menampilkan tari kreasi yakni tari surfing pada parade pawai pembukaan PKB,” katanya.

Baca juga:  Vicon dengan ASN, Giri Prasta : Jangan Berpikir Badung Tak Punya Uang

Anom Bhasma, menyebutkan penampilkan tari surfing dari Legian dalam pemestasan seni PKB tahun 2017 ini merupakan kesenian special. “Tarian ini yang berkaitan dengan air akan ditampilkan dalam pawai pembukaan,” sebutnya.

Pada perhelatan tahunan PKB 2016, Pemkab Badung melibatkan sedikitnya ada sekitar 3000 orang seniman dengan anggaran Rp3 miliar. Pihaknya juga menampilkan seni rekonstruksi yakni Arja Cupak Gerantang dari Banjar Blumbang, desa Penarungan Mengwi. Kata dia, seni Arja Cupak ini sempat berjaya dimasanya, namun seiringan perjalanan waktu Arja ini sempat redup.

Baca juga:  Lestarikan Subak Melalui Lomba Lelakut

Pihaknya berharap, seluruh seniman yang terlibat dapat memberikan hasil yang baik dengan memberikan penampilan yang maksimal. “Kami memberikan apresiasi kepada semua seniman yang akan tampil di ajang PKB, semoga memberikan yang maksimal dan menujukan kreativitasnya,” pungkasnya. (parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *