nusa penida
Ilustrasi. (BP/dok)
TABANAN, BALIPOST.com – Penyakit Demam Berdarah Denque (DBD) masih menjadi salah satu penyakit infeksi yang berbahaya di masyarakat. Untuk bisa menyentuh masyarakat dari pintu ke pintu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tabanan membuat program pasukan “Si DB.”

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, dr. Ketut Nariana, Jumat (26/5) mengatakan pasukan si DB ini nantinya terdiri dari berbagai lini yaitu dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kepala Dusun, Jumantik dan masyarakat.

Tim ini akan turun ke dari pintu ke pintu melakukan pemeriksaan jentik sekaligus melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) sekaligus memberikan penilaian apakah daerah tersebut masih rawan DBD atau tidak. ‘’Tim juga sekaligus memberikan penyuluhan mengenai pentingnya menerapkan PHBS terutama melakukan PSN secara rutin. Sebab, cara fogging yang umum diketahui masyarakat itu tidak efektif dan berefek pada kesehatan,’’ jelas Nariana.

Baca juga:  Wisatawan Resah Soal Penyebaran Nyamuk Wolbachia hingga Muncul Petisi, Ini Kata Diskes Badung

Selama ini petugas surveilan dari puskesmas yang turun ke lapangan. Itupun jika ada kasus sehingga masyarakat kurang perduli terhadap permasalahan kesehatan di daerahnya.

Lewat pasukan si DB ini tidak hanya petugas surveilan dari Puskesmas, tetapi masyarakat dan perangkat desa diajak turun serta bersama jumantik di daerahnya. Tim ini akan menjadi motor di daerah tersebut sehingga masyarakat mendapatkan informasi mengenai pentingnya PSN dalam hal pemberantasan DBD.

Baca juga:  Wabup Suiasa Tinjau Posko Gotong Royong Penanganan COVID-19 di Kuta Utara

Dalam program ini desa juga akan menyiapkan banner yang dipasang disetiap kantor desa mengenai angka bebas jentik di daerahnya, mengenai kewaspadaan DBD serta pentingnya PSN. Ke depan tim ini juga akan dilengkapi dengan seragam dan mobil operasional sehingga kegiatan bisa lebih menjangkau hingga ke pelosok.

Berdasarkan data hingga April jumlah pasien DBD di Tabanan adalah 198 orang. Tabanan mencatat kasus paling banyak yaitu 51 kasus, menyusul Kediri (47), Penebel (40), Kerambitan (23), Marga (13),  Seltim dan Selbar masing-masing enam kasus. Sedangkan Selemadeg tercatat lima, Baturiti (4) dan Pupuan tercatat tiga kasus. (Wira Sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Pemkab Anggarkan Rp 9 Milyar Renovasi Gedung Mario
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *