desa adat
ST. Jaya Dharma Banjar Legian Kelod Desa Adat Legian memasang atribut forBali. (BP/ist)
MANGUPURA, BALIPOST.com- Perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa telah memasuki tahun ke-4. Sebuah perjuangan yang panjang tentunya membutuhkan konsistensi serta tiada kata lelah dalam memelihara semangat.

Seperti yang dilakukan hari Sabtu (27/5), oleh ST. Jaya Dharma Banjar Legian Kelod Desa Adat Legian. Mereka mendirikan sebuah baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa didepan balai banjar serta pengibaran puluhan bendera ForBALI. Pemasangan baliho dan bendera ini diikuti oleh anggota ST. Jaya Dharma serta SOLID (Solidaritas Legian Peduli).

Baca juga:  Koleksi Topeng Museum Bali Mayoritas untuk Seni Pertunjukan

Ketua ST. Jaya Dharma, I Gd Esha Putra Setiawan menyampaikan bahwa kegiatan kali ini sebagai bukti bahwa para pemuda di Legian memegang teguh komitmen dalam menolak reklamasi Teluk Benoa. “Kami pemuda di Legian Kelod tak akan pernah berubah, memegang teguh komitmen dalam perjuangan ini”, tegas Esha Putra.

Sementara itu Koordinator SOLID, A.A Putu Oka Hartawan yang menjadi motor penggerak perjuangan tolak reklamasi di Legian menjelaskan bahwa pemasangan atribut perjuangan ini akan diikuti pula oleh Sekehe Teruna (ST) lainnya yang ada di Desa Adat Legian. “Inilah bentuk komitmen kami tetap konsisten dan berada pada satu garis perjuangan bersama ForBALI dan Pasubayan Desa Adat”, tambahnya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Jumlah Golput Tinggi, KPU Badung Gencarkan Sosialisasi di 2 Wilayah Ini
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *