tradisi
Krama Desa Adat Munggu melaksanakan tradisi Ngeredeg (makotek) di Desa Adat Munggu, Badung. Tradisi mekotek akan ditampilkan Kabupaten Badung dalam Pesta Kesenian Bali 2017. (BP/eka)
MANGUPURA, BALIPOST.com- Tradisi Mekotek yang awalnya diagendakan tampil dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-39 akhirnya kandas. Pasalnya, salah satu tradisi tolak bala dari Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung ini tidak sesuai dengan tema yang ditetapkan penyelenggara, yakni Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.

Kepala Dinas Kebudayaan  Kabupaten Badung, Ida Bagus Anom Bhasma, membenarkan prihal tersebut. Penampilan tradisi Mekotek ini akan digantikan dengan pragmen Tari Tulak Tunggul. Tarian yang menggambarkan senderan air di Pura Taman Ayun ini kerap ditampilkan setiap piodalan atau hari raya di Pura Taman Ayun, Mengwi.

Baca juga:  Tampil di Istana, Presiden Jokowi Puji Tari Jejer Kembang Menur Banyuwangi

Kesenian sakral tersebut, sesuai dengan tema PKB 2017 yakni Ulun Danu yang artinya adalah Melestarikan Air Sumber Kehidupan. “Mekotekan tidak jadi (tampil –red), supaya tidak nyamplir (tidak sesuai). Kami ganti dengan pragmen Tari Tulak Punggul yang mengisahkan empelan di Pura Taman Ayun,” ungkap IB Anom Bhasma, Senin (29/5).

Tari Tulak Punggul, kata IB Anom Bhasma akan ditampilkan dalam pawai bersamaan dengan Tari Surfing yang telah diagendakan tampil dalam pembukaan PKB pada 10 Juni mendatang. “Ini (Tari Tulak Punggul –red) tidak tampil dalam kegiatan rutin PKB, melainkan saat pawai pembukaan. Dalam pawai nanti kami akan melibatkan 800 seniman,” ujarnya.

Baca juga:  Sidang Dugaan Korupsi Biogas, PPHP Sebut Pekerjaan Selesai 100 Persen

Menurutnya, Kabupaten Badung mengikuti seluruh katagori yang ditetapkan panitian. Bahkan, pihaknya melibatkan sembilan ribu seniman tari maupun kerawitan yang didominasi kaula muda. “Kami melibatkan banyak anak muda dalam PKB kali ini, karena mereka nantinya sebagai generasi penerus yang mewariskan seni dan budaya yang ada di Badung,” katanya.

Terkait anggaran, pejabat asal Desa Taman, Abiansemal ini menyebutkan mencapai Rp 3 miliar. Pihak penyelenggara juga memberikan dukungan dana pembinaan sebesar Rp 250 juta. “Daya yang diberikan Pemprov Bali dilebur dengan daya yang kita anggarkan, setelah itu baru dibagi, tapi kami prioritaskan pada kesenian yang melibatkan orang banyak,” ucapnya seraya menambahkan akan memboyong 25 grup kesenian khas Gumi Keris.

Baca juga:  Desak Rita dan Wisnu ke Final Speed

Seperti diketahui, Mekotekan merupakan kesenian telah diakui sebagai warisan budaya tak benda. Ke depan tradisi Mekotekan akan didaftarkan ke UNESCO.(parwata/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *