DENPASAR, BALIPOST.com – Pembangunan Bandara di Buleleng yang selama bertahun-tahun hanya wacana mulai menunjukkan titik terang. Bahkan jika izin penetapan lokasi (penlok) dari Kementerian Perhubungan bisa keluar dalam minggu ini, groundbreaking proyek itu akan digelar akhir Agustus, tepatnya 28 Agustus 2017.
Presiden Direktur PT. Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti, Dr. Made Mangku, saat berkunjung ke Kantor Bali Post, Selasa (30/5) mengatakan seluruh izin menyangkut pembangunan proyek yang akan menghabiskan dana Rp 50 triliun ini sudah siap. Pihaknya hanya menunggu izin Penlok dari Kemenhub.
“Kami harap bisa dalam minggu ini keluar Penloknya sehingga tahapan selanjutnya sebelum groundbreaking akan bisa kami lakukan,” katanya didampingi manajemen PT BIBU Panji Sakti.
Bandara yang dibangun di Kabupaten Buleleng itu akan berada di tengah laut dengan pembangunan menggunakan tiang pancang dan perluasan daratan. Dijelaskan bandara baru ini akan menggunakan hidrolik untuk menyesuaikan dengan pasang surut lautan. ”Era sekarang bandara ini yang tercanggih di dunia. Di Kansai, Jepang ada bandara lepas pantai tapi kami tidak meniru yang di Kansai,” sebutnya.
Ia mengatakan proses pembangunan bandara di Kubutambahan yang akan didanai Airports Kinesis Consulting (AKC) Kanada ini sudah dipresentasikan ke DPRD Bali pada awal Mei lalu. Dalam presentasi, lanjutnya, sudah dipaparkan kesiapan pembangunan bandara terapung (offshore) yang akan menghabiskan lahan sekitar 2.150 hektare itu.
Made Mangku memaparkan lahan seluas 2.150 hektare itu nantinya diperuntukkan power plan seluas 150 hektare, aero city 600 hektare, runway dan terminal 1.400 hektare, serta pembangunan marina internasional. “Ada dua runway dan terminal berada di tengah. Nanti ada kargo juga. Aero city kita arahkan ke educity, jadi tak melulu ekonomi, tetapi juga ada pendidikan,” jelasnya.
Menurut dia, rencana pembangunan bandara itu sejauh ini sudah mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Ia pun berharap, seluruh komponen terkait dapat mendukung rencana pembangunan bandara ini. “Kalau dari sisi kita, semuanya sudah siap. Perencanaan, pendanaan, semua sudah siap. Kita malah ingin ini segera dibangun. Tetapi biar bagaimanapun, ada prosedur yang harus kita lalui, termasuk di kementerian di Jakarta,” tegasnya.
Terkait dana yang akan diinvestasikan dalam pembangunan bandara ini, ia menjelaskan dana tersebut sudah termasuk untuk pembangunan infrastruktur pendukung bandara tersebut. “Bagaimana kita manfaatkan bandara ini agar menguntungkan kalau tidak ada infrastruktur pendukung? Karena itu, kita siapkan keseluruhan biaya mencapai Rp 50 triliun. Ini sudah termasuk untuk infrastrukturnya,” jelasnya. (Diah Dewi/balipost)