SINGARAJA, BALIPOST.com – Sekitar 633 Kepala Keluarga (KK) warga Desa Kedis, Kecamatan Busungbiu kesulitan air bersih akibat jaringan pipa di desa mereka putus karena tergerus tanah longsor. Menunggu perbaikan, ratusan KK warga tersebut terpaksa mengambil air bersih dari Desa Bengkel. Selain itu, warga juga mendapat pasokan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.
Pipa air bersih di perbatasan antara Desa Kedis dengan Desa Bengkel itu terputus karena bencana tanah longsor pada Selasa (30/5) lalu. Tanah terjal dengan ketinggian sekitar 100 meter dan panjang sekitar 200 meter ambrol karena tidak mampu menahan gerusan air saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Sementara, jaringan pipa dari sumber mata air menuju bak penampungan terpasang dengan permanen. Saat tanah terjal tersebut ambruk, pipa berukuran tiga dim itu tergerus hingga putus. Akibatnya, aliran air ke rumah penduduk mati total. Menyusul kejadian itu, pihak pengelola air bersih tidak bisa bebruat banyak. Untuk keperluan memasak di dpaur dan mandi cuci dan kakuks (MCK), warga terpaksa mengambil air bersih dari Desa Bengkel.
Menyusul kejadian itu, BPBD Buleleng Rabu (31/5) lalu langsung meninjau lokasi dan mendata kerusakan yang terjadi. Dari data sementara, pipa yang putus dan tertimbun tanah longsor sepanjang 200 meter. Dari kerusakan tersebut pihak pengelola air bersih diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp 350 juta.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur Kamis (1/6) mengatakan, mengatasi kesulitan air bersih itu, pihaknya mulai mendistribusikan air tangki ke lokasi bencana. Selain itu, BPBD juga menyiapkan beberapa bak penampungan di lokasi strategis. Dengan demikian, pasokan air tangki cukup ditampung di bak tersebut dan warga dapat mengambil air bersih untuk keperluan di dapur atau MCK. Pasokan air tangki ini akan diupayakan semaksimal mungkin dan hingga kerusakan pipa kembali tersambung seperti semula.
Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan bantuan truk tangki bantuan BPBD Provinsi Bali dan mobil tangki milik Perusahaan Daerah Air MInum (PDAM) Buleleng. “Kami sudah data dan kerusakan yang parah adalah jaringan pipa air bersih. Ratusan KK warga di sana sekarang kesulitan air bersih. Besok (Kamis 1/6 hari ini-red) kami pasok air tangki dan sekalian bawakan bak penampungan,” katanya.
Menurut Subur, sambil membantu pemenuhan air bersih, pihaknya bersama pemerintah desa setempat dalam waktu dekat ini menyusun proposal bantuan dana perbaikan pipa kepada BPBD Bali. Berdasarkan data sementara, untuk memperbaiki kerusakan pipa terseut membutuhkan anggaran sekitar Rp 350 juta. Alasan mengajukan bantuan perbaikan kepada Pemprov Bali, karena masa tanggap darurat bencana di Buleleng telah berakhir. Pemerintah daerah tidak memungkinkan mengalokasikan dana tanggap darurat untuk memperbaiki kerusakan pipa tersebut.
“Kalau kita pakai dana tanggap darurat jelas tidak memungkinkan karena masa tanggap darurat sudah berakhir. Untuk itu, salah satu upaya perbaikan yang akan dilakukan dengan mengusulkan ke provinsi dan saya yakin akan disetujui dan memang keperluan dananya paling banyak Rp 350 juta,” tegasnya. (mudiarta/balipost)