NEGARA, BALIPOST.com – Tahun ini, Kabupaten Jembrana mendapat kucuran dana Pajak Hotel dan Restoran (PHR) Kabupaten Badung. Nilai tersebut meningkat dari tahun sebelumnya dan akan diprioritaskan untuk penunjang sektor wisata.
Selain sejumlah desa wisata, yang menjadi perhatian adalah pintu masuk Bali dan wisata Bunut Bolong. Keduanya merupakan daerah perbatasan yang perlu ditata untuk menunjang pariwisata Bali pada umumnya. Bupati Jembrana I Putu Artha mengungkapkan selain pengembangan desa wisata, kucuran dana PHR melalui BKK (bantuan keuangan khusus) itu akan digunakan untuk menata Gilimanuk sebagai pintu masuk Bali Barat.
Tahun lalu, Jembrana menerima Rp 29.5 Miliar dan di tahun ini naik menjadi Rp 50 miliar. Ditambah lagi Rp 10 miliar untuk penataan pintu masuk Bali dan wisata Bunut Bolong. Dari Rp 50 miliar yang diterima tahun ini, Rp 29,5 Miliar akan digunakan untuk penunjang tempat wisata, seperti perbaikan jalan-jalan menuju obyek. Sisanya Rp 20,5 Miliar diusulkan untuk kepentingan desa wisata dan pelestarian budaya.
Pada tahun 2017 ini, ditetapkan empat desa unggulan sebagai desa wisata yakni desa Gumbrih, Desa Pendem, Desa Yehembang Kangin serta Perancak. Keempat desa tersebut menyusul desa lainnya yang sudah ditetapkan sebagai desa wisata sebelumnya yakni Desa Ekasari, Blimbingsari, Sangkaragung, Batuagung serta Delod Berawah.
Seluruh desa-desa itu dinilai memiliki karakteristik sendiri dengan tata ruang wilayah pedesaan yang asri. Baik itu wisata alam, wisata agro , eko wisata serta wisata budaya. Selain itu desa tersebut dinilai memiliki kepedulian yang tinggi dalam melestarikan seni dan budaya lokal serta konsisten dalam mengembangkan potensi wisata, guna menopang kesejahteraan hidup. (Surya Dharma/balipost)