SINGARAJA, BALIPOST.com – Bendungan Penarukan III di Kelurahan Penarukan, Buleleng yang jebol saat banjir Januari lalu belum tersentuh perbaikan. Hal tersebut menyebabkan hektaran lahan pertanian terancam kekeringan. Sesuai pantauan, Jumat (2/6), bendungan tersebut jebol pada bagian tubuh dengan diameter sekitar 3 meter dan kedalaman 5 meter. Hal itu menyebabkan aliran air ke saluran irigasi mengecil.
Lurah Penarukan, Gusti Made Oka menjelaskan bendungan tersebut jebol pada Januari lalu bertepatan dengan banjir. Saat ini, aliran air ke saluran irigasi memang masih bisa mengairi hektaran sawah Subak Gede Penarukan yang menaungi Subak Yeh Taluh, Delod Sema, Babakan Penarukan, Bayan, dan Subak Tegalan. Namun, saat musim kemarau tiba, itu berpotensi terjadi kekeringan. Menyikapi hal itu, usulan perbaikan ke pemkab sudah disampaikan. “Kami berharap itu bisa segera terealisasi. Kasihan petani kalau lama seperti ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Buleleng, Ketut Suparta Wijaya mengatakan bendungan itu masuk sebagai aset pemkab. Dibenarkan itu jebol pada Januari lalu. Langkah perbaikan sejatinya sudah diusulkan melalui dana tanggap darurat sebesar Rp 800 juta yang ditangani BPBD Buleleng. “Itu sudah kami usulkan itu di tanggap darurat. Tetapi tidak terserap. Untuk alasannya, BPBD yang tahu,” jelasnya.
Kondisi itu, diakui berpotensi memicu kekeringan pada lahan pertanian disekitarnya, terlebih saat musim kemarau tiba. Oleh sebab itu, perbaikan kembali diusulkan pascabencana pada anggaran perubahan. “Sekarang sawah sudah mulai kekeringan. Ini untung ada hujan, masih bisa dapat air,” tandasnya. (sosiawan/balipost)