NEGARA, BALIPOST.com – Cuaca buruk dimana gelombang besar terjadi di Selat Bali sejak Kamis (1/5) lalu. Setelah KMP Pratitha IV dihantam gelombang dan mengakibatkan terseret arus, Jumat (2/5) KMP Karya Maritim III terkena musibah. Jumat sore, KMP Karya Maritim III terseret arus saat sandar di LCM Pelabuhan Gilimanuk. Kapal terseret hingga 500 meter dari pelabuhan LCM sehingga kandas.
Jika kejadian pada Kamis sore mengakibatkan sejumlah kendaraan terguling, namum kejadian Jumat sore tidak ada korban materi maupun korban jiwa. Hanya setelah kandas penumpang di evakuasi. Dari informasi, KMP yang sebelumnya saat masih menjadi kapal
LCT bernama Royce tersebut berlayar dari Dermaga LCM Gilimanuk sekitar pukul 14.00 menuju pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Saat KMP yang di nahkodai Kohirul Anam tersebut melakukan olah gerak untuk berbalik arah,.ketika keluar sekitar 200 meter dari dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, KMP Karya Maritim III tidak mampu melawan derasnya arus dan angin kecang. Sehingga kapal tersebut hanyut kearah utara dan kandas di perairan dangkal sekitar 500 merter dari pelabuhan.
Diduga kemudi mengalami kerusakan sehingga nahkoda tidak bisa keluar dari perairan dangkal. Hingga menjelang petang, KMP yang memuat dua truk sedang, 5 truk besar dan 3 travel tersebut tetap kandas diatas pasir peraian dangkal. Lamanya kapal tersebut kandas pembuat penumpang menjadi resah. Mereka kemudian di evakausi oleh tim SAR ke pelabuhan Gilimanuk. Bahkan salah satu penumpang mobil travel WWU harus dilarikan ke Puskesmas Gilimanuk, karena sakit tekanan darah tinggi yang diidapnya kambuh. I Ketut Suardiartha (53) penumpang asal Banjar Pangkung, Delod Peken, Tabanan mengaku akan berangkat ke Banyuwangi ke tempat keluarga. Tetapi karena kapal kandas sehingga sakitnya kambuh.
Setelah penumpang dievakuasi ke pelabuhan Gilimanuk, KMP Karya Maritim III masih tetap diposisinya menunggu air pasang agar bisa keluar dari perairan dangkal.
Diperkirakan kapal baru bisa keluar dari kapal pukul 23.00 karena menunggu pasang maksimal. “Kalau tidak bisa mungkin ditarik dengan tag boat,” ujar seorang anggota Polisi.
Sebelumnya, KMP Maritim II yang satu perusahaan dengan KMP Maritim III juga sempat nyaris kandas saat keluar dari pelabuhan Gilimanuk. Namun KMP tersebut berhasil melakukan olah gerak sehingga bisa melanjutkan pelayaran ke pelabuhan Ketapang.
Disisi lain BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana memprediksi, potensi angin kencang di Selat Bali dan sekitarnya akan terjadi sampai bulan Agustus mendatang. Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetya, dikonfirmasi terkait angin kencang di Selat Bali yang menyebabkan dua kapal terseret arus, mengatakan saat ini angin dari arah Australia menguat, atau yang oleh nelayan tradisional disebut musim timuran. Pada musim seperti sekarang, potensi munculnya angin kencang di laut cukup besar.
Ia mengatakan, angin kencang tersebut biasanya muncul memasuki siang hari dan akan berlangsung hingga malam hari, sementara pada dinihari hingga pagi hari relatif mereda.
Meskipun diprediksi akan berlangsung hingga Agustus, ia mengatakan, angin kencang sebagai dampak dari musim timuran ini bisa saja tidak terjadi setiap hari, namun tetap harus diwaspadai oleh kapal maupun perahu nelayan yang beroperasi di Selat Bali dan sekitarnya.
Menurutnya rencananya prediksi kecepatan angin di Selat Bali yang berdampak pada ketinggian gelombang, akan pihaknya sampaikan dalam rapat koordinasi dengan institusi terkait yang membahas arus mudik lebaran. (Kmb/balipost)