sampah
Wabup Kembang Hartawan saat mengecek lokasi di Teluk Gilimanuk menyoroti sejumlah hal. Salah satunya penanganan sampah di Teluk Gilimanuk. (BP/olo)
NEGARA, BALIPOST.com – Penataan kawasan Teluk Gilimanuk sebagai destinasi wisata menjadi skala prioritas tahun ini. Gilimanuk dinilai strategis mengingat posisinya  sebagai pintu utama masuk pulau Bali serta didukung dengan keindahan alam pantai Teluk Gilimanuk.  Penataan ini diperlukan juga untuk mengubah atmosfer di Gilimanuk terasa suasana di Bali.

Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Jumat ( 2/6) memimpin langsung persiapan pembangunan sekaligus melakukan pengecekan lapangan. Wabup Kembang Hartawan mengatakan ada sejumlah penataan yang merupakan langkah-langkah Pemkab Jembrana menyulap Gilimanuk menjadi destinasi wisata yang lebih baik serta beratmosferkan Bali. Salah satunya di Teluk Gilimanuk dengan penataan parkir dan pedagang.

Pengelolaan kawasan Teluk Gilimanuk juga menjadi sorotan. Setelah dibangunnya Taman Patung Siwa, Ia ingin melengkapi fasilitas dikawasan yang bersebelahan dengan museum Gilimanuk ini dengan menata areal pedagang, penataan pagar dengan plenter box, melengkapi lampu-lampu disepanjang areal, sarana toilet, ruang ganti serta membangun menara air. Kedepan Ia juga berharap, pengelolaan teluk Gilimanuk dibawah Pokdarwis setempat bisa lebih maksimal lagi dengan lebih ketat lagi menangani persoalan sampah, serta pedagang asong yang masih berjualan diluar.

Baca juga:  Pulau Dewata Memang Pantas Kalahkan Ibu Kota Britania Raya

“Perlu langkah sinergis antara pemerintah daerah bersama masyarakat sekitar. Kesiapan dari masyrakat sekitar itu diperlukan  untuk menyambut pariwisata dengan menjaga kebersihan, menjaga fasilitas umum serta tegas terhadap dagang – dagang yang boleh berjualan . Kalau itu tidak dijaga apa yang sudah dilakukan pemerintah daerah akan sia-sia,“ tandas Wabup.

Wabup Kembang mengajak OPD yang terlibat seperti Dinas Pariwisata dan Budaya, Dinas PU Jembrana serta Dinas Lingkungan Hidup. Turut hadir dalam peninjauan lapangan tersebut, Kepala Bapeda Penelitian dan Pengembangan I Ketut Swijana, Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang I Wayan Darwin, Kepala Dinas LH I Ketut Kariadi Erawan serta Kabid Pariwisata I Wayan Wenten, Camat Melaya I Wayan Andi Anjasmara.

Baca juga:  Evakuasi Wisatawan, Pelaku Pariwisata Bali Berupaya Berikan yang Terbaik

Rencananya pada tahun 2017 ini tiga proyek yang bersumber dari dana PHR Badung senilai Rp 10 M siap dikerjakan. Masing-masing penataan lahan parkir, penataan pedagang serta kelengkapan fasilitas dikawasan Teluk gilimanuk  pada Dinas Pariwisata Budaya dengan anggaran sebesar Rp 1 M, penataan bekas Terminal Gilimanuk menjadi sentra kuliner pada Dinas PU senilai Rp 6 M, serta penataan candi bentar sebagai pintu gerbang pulau Bali dengan pembuatan taman, patung serta telajakan senilai Rp 1,5 M dibawah Dinas LHKP. Sedangkan sisanya senilai Rp 1,5 M akan digunakan untuk menata kawasan Bunut Bolong yang berada di kecamatan Pekutatan.

Baca juga:  Ubud Sepi Turis

Kawasan Gilimanuk dilihatnya strategis karena  kaya akan potensi wisata serta posisinya disepanjang jalan nasional sebagai akses masuk ke Pelabuhan.  Ia ingin kawasan Gilimanuk yang juga terkenal akan wisata kulinernya lebih rapi sehingga lebih banyak dikunjungi. Kalau dulu mobil-mobil pribadi bisa bebas masuk sampai kedepan warung, kini semuanya akan dipusatkan ditempat parkir khusus yang ditata dihalaman depan jalan nasional. Pengunjung tinggal berjalan sedikit untuk menikmati  sentra kuliner

“Kita akan siapkan lahan parkir yang lebih besar sehingga bisa menampung bus-bus rombongan lengkap dengan toiletnya. Karena itu halaman depan perlu ditata,dengan plang nama jelas dan mencolok,  sehingga bisa menarik pengunjung yang lewat untuk mencicipi kuliner betutu yang terkenal itu,” papar Kembang. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *